close

Tangani Pencemaran Sungai, KKN Abmas ITS Aplikasikan Floating Wetland

Tim Kuliah Kerja Nyata Pengabdian kepada Masyarakat (KKN Abmas) Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) dalam proses pemasangan floating wetland

Kampus ITS, ITS News — Pencemaran sungai yang tak kunjung usai mematik tim Kuliah Kerja Nyata Pengabdian kepada Masyarakat (KKN Abmas) Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) untuk mengejawantahkan floating wetland. Berlokasi di sepanjang koridor Gang Sumber Mulyo, Kecamatan Bubutan, kegiatan ini berlangsung selama tiga bulan sejak Agustus silam.

Anggota tim KKN Abmas ITS, Nafisha Tibet Damaiyanti, menjelaskan bahwa penyelenggaraan kegiatan berangkat lewat keresahan masyarakat Gang Sumber Mulyo terhadap kondisi sungai yang tercemar dan tidak terawat. Lebih lanjut, Nafisha menerangkan, sungai yang dipenuhi dengan limbah-limbah domestik tersebut disinyalir mengganggu kenyamanan dan keindahan lingkungan sekitar gang.

Guna menjembatani permasalahan yang ada, Nafisha menuturkan, inovasi floating wetland pun diaplikasikan. Floating wetland merupakan sebuah media tanam apung melalui pemanfaatan akar tanaman untuk memulihkan kondisi air sungai yang tercemar. Dalam kegiatan ini, digunakan dua macam floating wetland, yaitu pipa dan gabus sintetis. “Pipa dimanfaatkan untuk tanaman air sedangkan gabus sintetis untuk tanaman darat,” ujarnya.

Baca Juga :  Unila Bersama KemenKop UKM Kembangkan Wirausaha di Lampung
Penyiapan floating wetland sebagai gagasan tim KKN Abmas ITS untuk mengatasi pencemaran sungai

Mahasiswa Departemen Teknik Lingkungan itu mengungkapkan, diperlukan riset selama satu bulan demi mendapat tanaman yang sesuai dengan karakteristik air limbah sekaligus untuk pembuatan floating wetland itu sendiri. Adapun teratai, eceng gondok, dan katel lantas menjadi tanaman yang terpilih dalam proses remediasi. “Ketiga tanaman tersebut memiliki ketahanan yang kuat serta sifat removal di area berpolusi,” ungkap mahasiswa angkatan 2020 itu.

Selain floating wetland, Nafisha berkata bahwa tim KKN Abmas ITS turut memanfaatkan bar screen yang berfungsi sebagai penyaring sampah. Hal tersebut dilakukan agar sampah yang terlarut dalam air tidak mengganggu kinerja floating wetland. Meskipun sempat mendapat kendala terkait perizinan pemasangan bar screen, hambatan tersebut diselesaikan dengan baik oleh tim KKN Abmas ITS melalui musyawarah bersama masyarakat.

Baca Juga :  TRANSKULTURALITAS MENDOBRAK BATAS-BATAS KAKU BUDAYA
Proses pemasangan bar screen oleh tim KKN Abmas ITS yang dibantu dengan masyarakat setempat

Nafisha menyebutkan, masyarakat Gang Sumber Mulyo menyambut kegiatan KKN Abmas ITS dengan antusias. Selain itu, demi mendukung kemandirian dalam pemanfaatan inovasi ke depan, tim KKN Abmas ITS menggandeng masyarakat untuk membersihkan sungai sebelum floating wetland dipasang. “Bersama Pemerintah Kecamatan Bubutan, kami juga memberikan sosialisasi terkait pemeliharaan sampah untuk menjaga ekosistem sungai,” pungkas Nafisha.

KKN Abmas ITS yang diketuai oleh dosen Laboratorium Remediasi Lingkungan Departemen Teknik Lingkungan, Ir Bieby Voijant Tangahu ST MT PhD, ini diharapkan dapat terus memberi dampak positif kepada masyarakat. Nafisha ingin agar floating wetland senantiasa dikembangkan ke daerah-daerah lain dengan permasalahan limbah domestik dalam rangka memperbaiki kualitas air dan lingkungan. (HUMAS ITS)