close

Faperta UNEJ Ciptakan Sabun Berbahan Dasar Daun Kelor, Bebas dari Deterjen untuk Menjaga Kelembaban Kulit

Jember, 9 Agustus 2024 – Fakultas Pertanian (Faperta) Universitas Jember, berkolaborasi dengan Fakultas Teknologi Pertanian, telah berhasil menciptakan inovasi baru berupa sabun berbahan dasar daun kelor yang diberi nama Sabun Moringa. Produk ini bebas dari deterjen dan dirancang khusus untuk menjaga kelembaban kulit, terutama bagi masyarakat yang tinggal di wilayah pesisir utamanya di Desa Pakandangan Sangra, Kecamatan Bluto, Kabupaten Sumenep.

Ketua Tim Keris MORINDEV UNEJ, Prof. Soetriono, menjelaskan, inovasi ini merupakan hasil kolaborasi antara Fakultas Pertanian dan Fakultas Teknologi Pertanian UNEJ. Sabun berbahan dasar daun kelor ini adalah salah satu solusi untuk menjaga kelembaban kulit masyarakat pesisir, yang sering kali terpapar kondisi cuaca ekstrem yang dapat menyebabkan kulit kering.

“Secara geografis, masyarakat Desa Pakandangan Sangra berada di wilayah pesisir, yang seringkali membuat kulit mereka lebih rentan terhadap kekeringan akibat paparan sinar matahari dan air laut. Inisiasi pembuatan sabun berbahan dasar daun kelor ini dilakukan agar masyarakat dapat menjaga kelembaban kulit mereka secara alami, tanpa harus khawatir akan efek samping dari bahan kimia keras seperti deterjen,” jelas Prof. Soetriono, Dekan Fakultas Pertanian Universitas Jember ini.

Lalu ia menambahkan, penyerahan hibah alat dan praktek produksi sabun selama 7 jam yang dihadiri 18 warga Desa Pakandangan Sangra dilaksanakan pada (07/08/2024) lalu yang diserahkan oleh para anggotanya, yaitu Djoko Soejono, SP. MP., Ariq Dewi M, SP. MP., Dimas B. Zahrosa, SP. MP, para Dosen Fakultas Pertanian Universitas Jember dan Andi Eko Wiyono, S.TP, M.P., Dosen Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Jember yang sekaligus mendemonstrasikan cara memproduksi “Sabun Moringa” di Desa Pakandangan Sangra, Kecamatan Bluto, Kabupaten Sumenep, sebagai bagian dari program produktifitas guru besar (PRGB) untuk masyarakat. Kegiatan ini tidak hanya meningkatkan pengetahuan warga tentang manfaat daun kelor, tetapi juga membuka peluang ekonomi baru bagi mereka.

Baca Juga :  “Membuka Kesuksesan dan Keberlanjutan, Memberdayakan Usaha Mikro, Kecil Menengah dan Startup dengan Penguasaan Strategi yang Relevan”

“Inovasi ini tidak hanya berdampak pada kesehatan kulit, tetapi juga pada pemberdayaan ekonomi lokal. Dengan alat produksi sabun kelor yang telah kami hibahkan ini, diharapkan dapat diproduksi secara mandiri oleh masyarakat setempat, memberikan peluang usaha baru yang ramah lingkungan dan berkelanjutan. Semoga produk ini dapat segera diproduksi secara massal dan dipasarkan tidak hanya di Sumenep, tetapi juga di daerah lain di Indonesia,” imbuhnya.

Sementara itu, Andi Eko Wiyono, S.TP, M.P., Dosen Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Jember, menjelaskan. Sabun Moringa ini mengandung bahan aktif dari daun kelor dan minyak nabati yang dapat berfungsi sebagai agen pembunuh kuman dan agen pembusa alami.

“Sabun Moringa ini bebas dari bahan kimia sintetis seperti SLS (Sodium Lauryl Sulfate) dan COCO DEA yang umum ditemukan pada sabun komersial. Selain itu, sabun ini juga tidak mengandung bahan pengawet dan bersifat ramah lingkungan karena mudah terdegradasi oleh alam,” jelas Andi Eko Wiyono.

Baca Juga :  MBKM Mandiri Bantu Atasi Masalah Pertanian di Kabupaten Karo

Ia lalu menambahkan, Keunggulan lain dari Sabun Moringa ini antara lain, Menambah nutrisi kulit dan mengangkat sel mati, membersihkan kulit dari kotoran dan kuman, melembabkan kulit secara alami dan memberikan efek relaksasi melalui aroma terapi dari essential/fragrance oil yang ditambahkan dan dapat disesuaikan.

Ahmad Nurdi, Ketua Kelompok Tani Desa Pakandangan Sangra, mengungkapkan rasa terkejut dan syukurnya atas inovasi ini. “Awalnya saya tidak mengira bahwa produk turunan dari daun kelor sangat banyak. Dengan adanya sabun kelor ini, masyarakat bisa memanfaatkan potensi kelor yang melimpah di desa kami, sekaligus menjaga kesehatan kulit,” katanya.

Kolaborasi antara Fakultas Pertanian dan Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Jember dalam proyek ini menjadi contoh nyata dari bagaimana perguruan tinggi dapat berperan aktif dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui inovasi yang berkelanjutan. Bahan baku daun kelor yang dihasilkan tidak hanya memberikan manfaat kesehatan dan beberapa produk turunan telah diciptakan diantaranya, serbuk, teh celup, snack, kapsul dan oil, hal ini juga diharapkan dapat menjadi produk unggulan yang memiliki nilai ekonomi tinggi untuk masyarakat pesisir di Sumenep. (is)