close

Abmas ITS Manfaatkan Limbah Pertanian untuk Produksi Pakan Ikan

Tim Abmas ITS saat berada di kawasan tambak ikan Kalirejo, daerah untuk diversifikasi produk pakan ikan dari olahan limbah pertanian

Kampus ITS, ITS News — Sebagai penghasil ikan dengan banyaknya lahan tambak menjadi salah satu potensi di daerah Kalirejo, Dukun, Gresik. Menilik hal tersebut, tim Pengabdian Masyarakat (Abmas) Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) berikan pelatihan kepada para petani tambak untuk memanfaatkan limbah pertanian sebagai bahan utama dalam pembuatan pakan ikan.

Ketua Tim Abmas, Dr Afifah Rosyidah MSi mengatakan bahwa kegiatan ini bermula dari keinginan timnya untuk menghidupkan kembali perekonomian petani tambak di daerah Kalirejo pasca berlangsungnya pandemi. “Di sana sangat banyak lahan tambak yang tidak terurus, harga pakan ikan juga melonjak,” terang Dosen Departemen Kimia ITS ini.

Baca Juga :  Digitalisasi Pengelolaan Sampah, ITS Gagas Aplikasi Bank Sampah
Tim Abmas ITS ketika meninjau kondisi kolam milik petani tambak ikan di daerah Kalirejo, Dukun, Gresik

Oleh karena itu tim Abmas ITS mengusulkan alternatif pembuatan pakan ikan yang dapat dilakukan sendiri oleh para petani tambak. Afifah berujar, di antara limbah pertanian yang digunakan sebagai komposisi utama adalah dedak bekatul dan maggot. Dedak bekatul sendiri merupakan limbah penggilingan padi, sedangkan maggot merupakan sejenis belatung dengan sumber protein tinggi. 

Selain kedua bahan utama di atas, pembuatan pakan ikan juga memanfaatkan berbagai bahan nabati seperti dedak, ampas tahu, bungkil kelapa, tumbuhan azola, kangkung, hingga daun lamtoro. Turut ditambahkan pula vitamin sebagai sumber nutrisi serta garam untuk penambah cita rasa. “Hasil akhir pakan ikan kami uji kandungannya dan terbukti mengandung protein sebesar 61 persen” tambahnya.

Baca Juga :  MarmorStuff, Bisnis Furnitur Limbah Marmer Karya Mahasiswa ITS
Mesin pembuat pakan ikan serta hasil olahan pakan ikan dari berbagai limbah pertanian yang diberikan tim Abmas ITS untuk masyarakat setempat

Ia melanjutkan, proses pelatihan pembuatan pakan ikan yang disambut antusias para petani tambak ini berlangsung sekali setiap pekannya selama bulan Juni hingga Juli lalu. Sebelumnya telah dilakukan pula survei serta pengadaan bahan-bahan baku pembuatan. “Kami juga menghibahkan mesin penepung dan pembuat pakan ikan untuk mereka,” papar Kepala Laboratorium Energi dan Lingkungan ITS ini.

Bersama empat dosen serta 14 mahasiswa lainnya, abmas ini juga memberikan pendampingan hingga proses pengemasan pakan ikan. Afifah sendiri berharap ke depannya para petani tambak dapat memproduksi pakan ikan bergizi secara mandiri tanpa harus bergantung dengan pakan ikan di pasar. “Semoga langkah ini dapat membantu meningkatkan perekonomian mereka,” ujarnya. (HUMAS ITS)