close

Bionersia, Startup Biogas Atasi Emisi Karbon Gagasan Alumni ITS

Founder beserta staf Bionersia pada acara pameran [RE]Spark Renewable Energy Festival 2022 yang diselenggarakan di The Westin Jakarta pada Jumat (03/06)
Founder beserta staf Bionersia pada acara pameran [RE]Spark Renewable Energy Festival 2022 yang diselenggarakan di The Westin Jakarta pada Jumat (03/06)

Kampus ITS, ITS News – Emisi karbon di Indonesia naik 20% setiap tahunnya. Hal tersebut menjadi penyebab berkurangnya kadar oksigen di udara. Menanggapi permasalahan tersebut, Bio Energi Indonesia (Bionersia) yang merupakan startup alumni Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) hadir sebagai solusi untuk memanfaatkan emisi karbon tersebut.

Startup Bionersia dirintis oleh tiga alumni ITS dan Kasubdit Pengembangan Kewirausahaan dan Karir ITS Ir Arief Abdurrakhman ST MT pada awal 2019 lalu. Di antaranya adalah Almira Ose AMdT sebagai Chief Executive Officer (CEO), Radian Indra ST MT sebagai Chief Technology Officer (CTO), dan Mohammad Berel Toriki ST MT sebagai Chief Operating Officer (COO).

Staf administrasi Bionersia, Wahyu Nur Handayani mengungkapkan bahwa startup ini merupakan perusahaan yang peduli terhadap isu-isu lingkungan, khususnya pemanasan global. Perusahaan ini bergerak di bidang energi terbarukan, khususnya biogas. “Perusahaan kami menghasilkan biogas yang berasal dari kotoran sapi,” ungkap mahasiswa Teknik Instrumentasi tersebut.

Baca Juga :  Hadapi Ancaman Ayam Impor Brazil, Ini Tanggapan Pakar Halal IPB University
(dari kiri atas) Generator set (genset) biogas, bio digester atau reaktor, alat purifikasi, dan sistem kontrol berbasis Internet of Things (IoT) yang merupakan beberapa produk-produk yang ditawarkan oleh Bionersia
(dari kiri atas) Generator set (genset) biogas, bio digester atau reaktor, alat purifikasi, dan sistem kontrol berbasis Internet of Things (IoT) yang merupakan beberapa produk-produk yang ditawarkan oleh Bionersia

Selanjutnya, wanita yang kerap disapa Yani menjelaskan bahwa Bionersia memiliki empat produk utama yang saling terintegrasi. Di antaranya adalah bio digester yang berfungsi untuk mengolah limbah kotoran sapi menjadi biogas. Bio digester memerlukan waktu dua minggu untuk mengolah kotoran sapi menjadi biogas. “Berbeda dengan bio digester pada umumnya, bio digester ini bersifat portabel dan dapat berjalan secara otomatis,” terangnya.

Setelah itu, kotoran akan melalui alat purifikasi untuk memfilter zat-zat yang tidak diperlukan seperti H2S sehingga biogas yang dihasilkan lebih tinggi kadarnya. Selanjutnya, biogas yang sudah melalui alat purifikasi dialirkan ke kompor biogas. Selain untuk memasak, Biogas juga bisa menjadi alternatif sumber listrik yang diubah lebih dulu melalui generator set (genset) biogas.

Baca Juga :  Mahasiswa Fotografi ISI Yogyakarta Juara 1 Lomba Fotografi Dalam Indonesian Cultural and Heritage Competition 2022
Staf Bionersia sedang mempresentasikan produk-produk Bionersia kepada pengunjung [RE]Spark Renewable Energy Festival 2022
Staf Bionersia sedang mempresentasikan produk-produk Bionersia kepada pengunjung [RE]Spark Renewable Energy Festival 2022

Selain produk-produk tersebut, Yani menyatakan bahwa Bionersia juga menyediakan sistem kontrol yang berbasis Internet of Things (IoT). Sistem kontrol tersebut digunakan untuk mengatur suhu, tekanan, dan arus listrik yang ada alat-alat tersebut. “Mengenai pemeliharaannya, Bionersia memberikan garansi selama tiga bulan untuk pemeliharaan dan kerusakan yang terjadi,” jelas mahasiswa angkatan 2018 tersebut.

Startup karya alumni ITS ini berhasil mendapatkan juara I Best Booth pada acara [RE]Spark Renewable Energy Festival yang diselenggarakan oleh New Energy Nexus Indonesia di The Westin Jakarta. Acara tersebut merupakan exhibition yang diikuti oleh startup-startup energi terbarukan yang berasal dari berbagai negara. “Selain menjadi juara, tujuan kami adalah berusaha untuk mempromosikan produk Bionersia kepada pengunjung,” pungkasnya. (HUMAS ITS)