close

Geluti Hobi, Hingga Jadi Atlet Mahasiswa Berprestasi

Menjadi mahasiswa berprestasi bisa dari jalur mana saja. Tidak hanya dari jalur akademik, prestasi juga bisa diraih dari jalur nonakademik sesuai minat dan bakatnya. Pilihan untuk menekuni bakat bagi mahasiswa tentu bukan perkara mudah. Diperlukan tujuan yang kuat dan kemampuan dalam mengatur waktu yang baik agar dapat menjalani hobi atau bakatnya sekaligus perkuliahan dengan baik.

Di bidang olahraga, Edgar Xavier Marvelo, menggeluti wushu sebagai hobi dan kariernya. Edgar yang merupakan mahasiswa Universitas Bhayangkara Jakarta Raya ini baru saja menorehkan prestasi di tingkat internasional. Ia berhasil membawa dua medali perak pada perlombaan FISU World University Games 2023 yang dilaksanakan di Negeri Tirai Bambu, Cina pada 28 Juli—8 Agustus 2023. FISU World University Games adalah salah satu perlombaan yang cukup besar bagi mahasiswa. Pada perlombaan ini, Edgar meraih medali perak pada kategori Men’s Daoshu dan Men’s Changquan.

“Pertandingan ini adalah pertandingan bergengsi di tingkat mahasiswa, bahkan bisa dibilang seperti olimpiade olahraga tingkat mahasiswa,” ungkap Edgar pada wawancara daring (06/09)

Prestasi Edgar saat ini tentu tidak didapatkan dengan mudah dan instan. Perjuangannya menekuni olahraga wushu kali pertama dimulai pada tahun 2006. Pada saat itu, ia mengikuti ekstrakurikuler wushu di sekolah. Bakat Edgar kali pertama dilihat oleh pelatihnya. Setelah tiga bulan mengikuti ekstrakurikuler di sekolah, Edgar bergabung ke sasana dan mulai berlatih secara serius. Pertandingan pertama yang ia ikuti adalah Wushu Junior Jakarta Open. Tidak disangka, dalam perlombaan pertamanya, ia mampu membawa pulang dua medali perunggu. Berkat kemenangannya saat itu, Edgar semakin serius berlatih dan mulai berambisi untuk menjadi atlet wushu profesional. Sejak saat itu, pundi-pundi medali Edgar semakin bertambah seiring dengan kemampuannya yang terus bertambah pula.

Baca Juga :  Dosen SV-IPB University Berikan Pelatihan Pengembangan Produk dan Strategi Pemasaran Teh Krisan

Kesuksesan Edgar sebagai atlet wushu tak terlepas dari dukungan Universitas Bhayangkara Jakarta Raya. Sebagai salah satu mahasiswa di universitas tersebut, Edgar mengaku banyak mendapat dukungan dari pihak kampus. Edgar juga mendapat beasiswa sebagai atlet berprestasi.

“Dosen-dosen sangat pengertian dan memberi keringanan sehingga sangat membantu kehidupan saya sebagai mahasiswa dan atlet. Pihak kampus juga menganggap perjalanan saya sebagai atlet sudah cukup menggambarkan kegiatan perkuliahan saya sebagai mahasiswa Program Studi Keolahragaan,” jelas mahasiswa kelahiran Jakarta tersebut.

Namun, Edgar juga pernah mengalami kegagalan dalam masa 17 tahun kariernya sebagai atlet wushu. Bahkan pada Sea Games 2022 lalu, Edgar gagal mengibarkan bendera merah putih di Vietnam.

“Tiap pertandingan adalah evaluasi, tetapi yang paling membekas dan dampaknya sangat parah adalah kekalahan saya di Sea Games 2022. Saat itu, saya sangat kecewa karena sama sekali tidak bisa membawa pulang medali dalam dua nomor yang saya ikuti.”

Pada saat itu, Edgar ditargetkan menjadi juara pertama sehingga kegagalannya sangat tak disangka oleh banyak pihak. Meski gagal, Edgar selalu mendapat dukungan yang luar biasa dari keluarga, teman-teman, pelatih, bahkan dosennya di kampus. Lingkungan Edgar selalu mendukung Edgar bahkan saat ia mengalami kegagalan. Pelatihnya bahkan tidak hanya memberikan pelatihan wushu tetapi juga berbagi pengalaman hidup untuk bisa terus menguatkan Edgar. Oleh karena itu, pelatihnya, Novita dan Susyana Tjhan menjadi dua panutan Edgar sebagai seorang atlet wushu. Dari kegagalan-kegagalan tersebut, ia juga percaya bahwa sejatinya kegagalan adalah kemenangan yang tertunda.

Baca Juga :  Tujuh Tim Mahasiswa ISI Yogyakarta Lolos Program Kreativitas Mahasiswa 2022

Menurut Edgar selain dukungan dari lingkungan, seorang atlet juga perlu memiliki tujuan yang kuat serta manajemen waktu yang baik. Ia menambahkan, tujuan yang kuat sangat diperlukan untuk menjaga konsistensi dan bisa terus mencintai olahraga wushu. Semangat inilah yang mendorongnya untuk mendirikan sasananya sendiri saat pensiun nanti.

“Saat sudah tidak bisa lagi membanggakan Indonesia melalui kemenangan saya di wushu, saya akan mencetak atlet-atlet berprestasi lewat sasana yang akan saya bangun sendiri,” ungkap Edgar.

Sebagai anak muda, Edgar percaya bahwa generasi muda harus memiliki semangat dan jangan cepat menyerah. Selain itu, kunci kesuksesan menurut Edgar adalah memiliki keinginan kuat untuk memperbaiki diri karena dengan menjadi pribadi yang lebih baik maka akan membawa kita ke tempat yang lebih baik juga.

Terakhir, dalam momen Hari Olahraga Nasional yang jatuh setiap tanggal 9 September, Edgar mengajak anak-anak muda Indonesia untuk bisa terus berprestasi dan membanggakan Indonesia melalui berbagai hal, salah satunya olahraga.
(Mustika Maharani)