close

IPB University Dipercaya Kemendikbudristek Jadi Pengelola Manajemen Matching Fund Kedai Reka 2022

IPB University melalui Lembaga Kawasan Sains dan Teknologi (LKST) melaksanakan Evaluasi Program Matching Fund 2021, 10/12. Dalam kesempatan itu Dr Paristiyanti Nurwardani, Sekretaris Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Riset dan Teknologi mengatakan, IPB University dipercaya oleh Kementerian Pendidikan Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek) untuk menjadi tim pengelola Manajemen Matching Fund Kedai Reka Tahun 2022. 

Hal itu didasarkan pada kesuksesan IPB University dalam pelaksanaan matching fund tahun 2021. Dr Paristiyanti menjelaskan, IPB University menjadi perguruan tinggi pemenang Matching Fund 2021 terbanyak dengan memperoleh 24 miliar rupiah dari 250 miliar rupiah dana yang tersedia. Selain itu, dari 142 inovasi nasional, sebanyak 34 inovasi berasal dari IPB University.

“Berdasarkan hal itulah kami meminta tolong IPB University menjadi satelit dari Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi,  Riset dan Teknologi untuk menjadi pengelola manajerial Matching Fund Kedai Reka tahun 2022,” kata Dr Paristiyanti.

Ia juga menuturkan bahwa dana yang disediakan pada tahun depan naik hingga enam kali lipat, yaitu sebanyak Rp 1,5 triliun. Dana tersebut bersumber dari Daftar Isian Penggunaan Anggaran (DIPA) Kemendikbudristek sebesar 950 miliar rupiah dan Bendahara Umum Negara yang diperkirakan mencapai 550 miliar rupiah. 

Baca Juga :  Cyber Security Hub, Upaya Akselerasi Talenta Digital Bidang Keamanan Siber

“Jadi tahun depan Matching Fund Kedai Reka akan memberikan kontribusi kepada Indonesia melalui inovasi 1,5 triliun rupiah. Selamat kepada IPB University yang dipercaya menjadi satelit Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Riset dan Teknologi untuk mengelola manajemen Matching Fund tahun 2022,” sebutnya.

Sementara itu, Wakil Rektor Bidang Inovasi dan Bisnis/Kepala LKST IPB University, Prof Erika B Laconi menyampaikan, kepercayaan Kemendikbudristek merupakan buah nyata dari kerja keras IPB University selama ini. Bahwa manajemen yang dilakukan dalam proses hilirisasi inovasi di IPB University dilaksanakan dengan mengikuti struktur tata kelola yang baik.

 “Alhamdulillah tahun 2021 kerja nyata dari IPB University yang menugaskan kami untuk melaksanakan program matching fund, berbuah hasil yang nyata. Tentu amanah ini tidak mudah, tapi kita harus memberikan yang terbaik. Mari bersama kita berkolaborasi untuk melaksanakan, satu media untuk melakukan hilirisasi invensi menuju inovasi dan bisnis,” katanya.

Baca Juga :  Unsyiah dan UNSRAT Jalin Kerja Sama Riset Kebencanaan

Selain dengan mitra industri, lanjutnya, program Matching Fund di IPB University juga melibatkan 350 mahasiswa dalam program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM), 180 dosen IPB University dan berbagai perguruan tinggi lain. Program ini dilaksanakan di Sumatera. Mulai dari Lampung sampai Riau, Jawa Barat, Jawa Tengah, Kalimantan Selatan, Kalimantan Timur, Nusa Tenggara Timur dan Maluku.

“Harapan kami, tahun 2022 IPB University juga akan merebut kembali 10 persen dari dana yang disediakan untuk program matching fund. Agar hilirisasi inovasi IPB University bisa hadir bersama masyarakat memberikan impact secara nyata untuk sosial dan ekonomi,” ujar Prof Erika. (**/Zul)