ITS Ciptakan Alat Pengganti Pelek Ban RTG Portabel
Alat Pengganti Pelek Ban Rubber Tyred Gantry (RTG) Portabel Ciptaan tim KKN ITS
Kampus ITS, ITS News — Rubber Tyred Gantry (RTG) adalah alat angkat peti kemas yang bergerak menggunakan ban karet. Namun, operasional RTG memerlukan penggantian pelek ban secara berkala. Mengatasi ketidakefisienan tersebut, Tim Kuliah Kerja Nyata (KKN) Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) ciptakan alat yang membantu proses penggantian ban RTG menjadi lebih cepat dan efisien.
Ketua tim KKN ITS, Ir Arino Anzip MEng Sc, menyebut bahwa alat ini merupakan hasil observasi timnya di Pelabuhan Tanjung Perak, Surabaya. Bekerja sama dengan Perseroan Terbuka (PT) BIMA, Arino dan tim menjumpai ketidakergonomisan dalam penggantian ban RTG meliputi kebutuhan tenaga kerja yang besar, ruang yang luas, serta waktu yang lama.
Setelah itu, udara yang memiliki tekanan daya dorong dikeluarkan melalui ujung alat. Daya dorong tersebut yang akan mengetuk pelek ban RTG sehingga bisa keluar dari bingkai ban. “Dengan kata lain, alat ini menggunakan prinsip sistem hidrolik,” Jelas dosen Departemen Teknik Mesin Industri (DTMI) ITS tersebut.
Arino melihat, alat ini memiliki beberapa kelebihan yang menjawab ketidakergonomisan penggantian ban RTG. Kelebihan pertama mengenai kebutuhan tenaga kerja. Berbeda dari alat konvensional yang memerlukan 5-8 orang, alat ini hanya memerlukan 2 orang dalam pengoperasiannya. “Hal ini mungkin karena alatnya kecil dan dapat dioperasikan dengan mudah,” ujar dosen berkacamata tersebut.
Selain kedua kelebihan tersebut, ada pula kelebihan dalam hal efisiensi waktu. Alat yang dirancang oleh 10 mahasiswa dan 5 dosen ini dapat menghemat proses pemasangan pelek ban RTG sampai 75%. Lebih jelasnya, proses yang pada mulanya dilakukan selama 8 jam, kini cukup dikerjakan selama 2 jam saja. “mesin ini sangat efisien,” ucapnya bangga.
Meski menggunakan prinsip sederhana, proses perancangan alat melingkupi survey alat dan bahan yang mampu menstimulus daya dorong. Arino pun menjelaskan bahwa alat ini akan diuji coba langsung di PT BIMA pada akhir november mendatang. Ke depannya, alat ini diharapkan dapat diperbanyak dan dikomersialisasikan lebih luas. Selain itu, akan terus dilakukan pengembangan guna meningkatkan efisiensi dari alat ini. (HUMAS ITS)