Dies Natalis UNY ke-56: Kearifan Lokal untuk Meningkatkan Kualitas Pendidikan Tinggi

Siaran Pers
Nomor : 61/Sipers/V/2020

Senin (18/5), Universitas Negeri Yogyakarta melakukan upacara dies natalis yang ke-56 dengan tema “Kearifan Lokal dan Nasional untuk UNY Unggul”. Semangat para civitas akademika UNY untuk merayakan dies natalis terus berjalan meskipun dalam keadaan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) dengan tetap mematuhi protokol kesehatan. Upacara dies natalis pun berlangsung melalui kanal Youtube dan dapat disaksikan secara umum oleh mahasiswa dan masyarakat.

“Selamat kepada Rektor, civitas akademika atas hari jadi dan deret prestasi yang telah diciptakan UNY,” ujar Nizam dalam pembukaan orasi ilmiahnya. Nizam mendukung prestasi yang terus dikembangkan oleh UNY dalam karya inovasi, teknologi, seni, dan budaya. Tepat dengan tema dies natalis UNY ke-56 yang mengangkat tema keunggulan disertai dengan kearifan lokal.

Nizam menyampaikan berbagai tantangan yang akan dihadapi oleh mahasiswa di masa yang akan datang. Terutama disrupsi lapangan pekerjaan yang berubah berdasarkan penelitian McKinsey. Sehingga perguruan tinggi dituntut menyiapkan kompetensi mahasiswanya sedini mungkin.
Perguruan tinggi menghadapi tantangannya di zaman modern ini. Menurut Nizam saat ini kita berada dalam kondisi VUCA (Vulnerability, Uncertainty, Complexity, dan Ambiguity). Sementara, Indonesia saat ini menuju bonus demografinya. Dengan ini, perguruan tinggi diharapkan mampu mempersiapkan lulusan yang agile, adaptif, luwes, belajar sepanjang hayat dan sesuai dengan kebutuhan zaman. Agar nantinya bangsa Indonesia berjaya ketika mencapai titik bonus demografinya.

Selain itu, Kemdikbud menerapkan kebijakan Kampus Merdeka untuk menyiapkan bonus demografi Indonesia. Diantaranya dengan menyiapkan mahasiswa melalui program belajar di luar program studi selama 3 semester. Hal itu merupakan cara untuk membuka ruang belajar mahasiswa pada semesta belajar yang luas dan sumber belajar yang beragam.

Baca Juga :  Inovasi Filter Rokok Mahasiswa UNAIR Kurangi Kerusakan Paru-Paru

“Melalui program Kampus Merdeka akan mengasah hard skill dan soft skill, exponential learning yang sesuai passion dan cita-citanya. Tujuannya menghasilkan lulusan yang lentur, luwes, menghasilkan modal manusia yang unggul, tangguh, relevan, kreatif, dan adaptif, dan menjadi warga dunia produktif yang tidak tercabut dari akar budaya bangsanya,” tutur Nizam.

Nizam lanjutkan, UNY memiliki tugas sentral untuk menciptakan generasi pendidik atau guru professional dalam menyiapkan modal manusia Indonesia.
Nizam ceritakan pondasi pendidikan telah ditetapkan oleh Ki Hajar Dewantoro seabad lalu. Ki Hajar Dewantoro menekankan jika muara dari pendidikan yaitu menciptakan insan yang merdeka (self-standing), mandiri, tidak bergantung pada orang lain, dapat mengatur dirinya dan masa depannya sendiri. Prinsip tersebut yang telah diterjemahkan saat ini oleh Menteri Pendidikan dalam tema Merdeka Belajar.

Di sisi lain, melalui tema yang diangkat, UNY berkomitmen untuk meningkatkan kualitas pendidikan tinggi dengan mengangkat kearifan lokalnya. Dalam pembukaan sambutannya, Rektor UNY, Sutrisna Wibawa menyampaikan tema ini merupakan manifestasi untuk senantiasa melestarikan dan memperkuat nilai kearifan lokal dan nasional sebagai modal untuk meningkatkan keunggulan di tingkat regional, nasional, dan internasional. Hal ini merupakan komitmen UNY untuk berguna bagi masyarakat dan sekitarnya.

“UNY mendapatkan amanah sebagai universitas kependidikan unggul, kreatif, dan inovatif, berlandaskan ketakwaan, kemandirian, dan kecendikiaan pada tahun 2025. UNY juga berkomitmen untuk menwujudkan World Class University dengan mengerahkan segala potensi. Agar nantinya UNY dapat secara optimal dan berkelanjutkan meningkatkan kualitasnya di tingkat internasional,” jelas Sutrisna.

UNY menurutnta juga saat ini telah mengimplementasi amanah kebijakan Mendikbud Merdeka Belajar: Kampus Merdeka. Hal ini menuntut UNY merencanakan dan mengimplementasikan program yang inovatif. Diantaranya peningkatan kerja sama dengan mitra industri untuk memfasilitasi mahasiswa meperkuat pengetahuan dan memperkaya kemampuan dengan cara magang di industri atau lembaga pendidikan.

Baca Juga :  SDM Unggul, Adaptif, dan Inovatif adalah Faktor Wujudkan Indonesia

Dalam mencapai visi misinya, UNY mempersiapkan strategi yang mendukung program unggulan tercapainya hal tersebut. Keseriusan tersebut ditandai dengan memberikan alokasi dana yang cukup besar untuk penugasan kepada fakultas, jurusan dan program studi untuk melaksanakan program unggulan. Program tersebut diantaranya meningkatkan prodi terakreditasi A, prodi terakreditasi internasional, peningkatan HKI, keunggulan prestasi mahasiswa, inovasi, administrasi kelembagaan yang semakin kuat, peningkatan artikel jurnal, peningkatan jumlah guru besar, peningkatan jumlah dosen berkualifikasi doktor, serta penguasaan komunikasi kerja sama antar universitas baik dalam maupun luar negeri. UNY juga mendukung prestasi mahasiswanya di tingkat regional, nasional, dan internasional. Serta dukungan terhadap kegiatan seminar, forum ilmiah, serta kerja sama dengan industri.

Dalam kegiatan ini juga disampaikan penghargaan bagi dosen dan alumni berprestasi serta best practice pembelajaran. Dosen yang menerima penghargaan adalah Prof. Herman Dwi Surjono, Dr. Rita Eka Izzaty, Dr. Cepi Safruddin Abdul Jabbar dan Dr. Pujianto. Penghargaan alumni dianugerahkan pada Sigit Suryono, M.Pd guru SMPN 1 Wonosari dan Drs. Mardiyo Kepala Bidang Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa Kabupaten Kulonprogo. Best practice inovasi pembelajaran, pemenang pertama Andian Ari Anggraeni, M.Sc dosen FT UNY, pemenang kedua Afri Yudantono, M.Pd dosen FT UNY dan pemenang ketiga Dr. Supardi dosen FIS UNY. (YH/DZI/YNG/HIL)

Humas Ditjen Dikti
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan