close

Kedaireka Dukung Pengembangan Produk Olahan Khas Ternate

Ternate – Perguruan tinggi di kawasan Indonesia timur memiliki potensi inovasi yang tidak kalah unggul. Melalui program Kedaireka, potensi-potensi inovasi dari Indonesia timur semakin tergali, salah satunya produk sayur lilin dalam kemasan yang diangkat oleh tim Kedaireka Universitas Khairun (Unkhair). Produk yang terbuat dari terubuk atau tebu telur ini dikemas menjadi makanan kalengan untuk mengatasi keterbatasan masa simpannya.

Tema “pengalengan” ini kembali diusung oleh tim Kedaireka Unkhair pada tahun ini setelah menggunakan tema yang sama dengan makanan yang berbeda pada tahun sebelumnya. Alasan sayur lilin dipilih sebagai produk inovasi program Kedaireka Unkhair adalah untuk mengenalkan kekhasan olahan makanan dari hasil alam yang hanya ada pada bagian timur Indonesia.

Angela Wulansari sebagai perwakilan dari tim Kedaireka Unkhair menjelaskan tema pengalengan menjadi fokus dari program Kedaireka Unkhair karena adanya penurunan angka permintaan produk makanan sebagai akibat dari terbatasnya masa simpan makanan. Ide ini juga berawal dari kerja sama dengan mitra UMKM produsen sambel roa yang menghasilkan produk makanan dengan masa simpan hingga satu tahun.

Baca Juga :  Gandeng MarkPlus Institute, ITS Luncurkan Prodi MMT in TechnoMarketing

“Kami sepakat memproduksi makanan khas tradisional Maluku Utara agar dikenal secara luas. Pemasarannya kami buat dengan kaleng untuk memperpanjang masa simpan hingga lebih dari satu tahun. Harapannya selain untuk masa simpan, hal ini dapat digunakan oleh UMKM lokal untuk mengembangkan produk lokal agar dapat dikenal secara nasional maupun internasional,” jelas Angela di Universitas Khairun, Kamis (27/04).

Angela mengungkapkan Tim Kedaireka Unkhair terus berupaya mempromosikan produk olahan ini melalui beberapa iklan dan juga konferensi internasional agar dapat memperluas kepopuleran makanan tradisional ini. Melalui konsep kemitraan yang ada pada pelaksanaan Kedaireka, diharapkan dapat mempermudah Unkhair dalam bekerja sama dengan para pengusaha produk lokal.

Siti Nurhalisa, mahasiswa Fakultas Pertanian Unkhair yang ikut terlibat dalam pengembangan produk inovasi ini mengatakan teknik pengalengan merupakan potensi sains yang dapat dikembangkan menjadi lebih luas. Makanan khas Maluku Utara tidak lagi hanya sebatas untuk dijual dengan mengurangi masa simpan, tetapi juga digunakan untuk mempromosikan produk tersebut agar dapat diekspor keluar dari Maluku Utara.

Baca Juga :  TRANSKULTURALITAS MENDOBRAK BATAS-BATAS KAKU BUDAYA

“Alasan saya tertarik untuk mengikuti program ini selain karena terkait dengan studi akhir saya tentang umur simpan, juga untuk mempromosikan makanan khas Maluku Utara dengan masa simpan yang panjang,” ungkap Siti.

Terkait dengan pelaksanaan program Kedaireka, narahubung Kedaireka Unkhair Suyuti berharap agar sosialisasi dapat dilakukan secara lebih masif kepada mitra. Pasalnya, hal ini menjadi hambatan dari tingginya animo dosen karena sulitnya verifikasi kelayakan, jika pengetahuan mitra akan program ini belum maksimal.

“Kami sangat mengapresiasi kesempatan yang diberikan oleh Kemendikburistek kepada Unkhair dalam pelaksanaan program Kedaireka tahun ini. Harapan kami sosialisasi tentang program ini perlu dimaksimalkan untuk memudahkan kami bekerja sama dengan para mitra,” tutur Suyuti.

(YH/DZI/FH/DH/NH/SH/MSF)

Humas Ditjen Diktiristek
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi

Laman : www.diktiristek.kemdikbud.go.id
FB Fanpage : @ditjen.dikti
Instagram : @ditjen.dikti
Twitter : @ditjendikti
Youtube : Ditjen Diktiristek
E-Magz Google Play : G-Magz
Tiktok : Ditjen Dikti