Kegiatan Sosialisasi Kampus Mengajar di Universitas Cendrawasih

Jakarta – Dalam data statistik, saat ini lebih dari 22 ribu Sekolah Dasar masih berakreditasi C terutama di daerah – daerah tingkat 3T. Hal tersebut disampaikan oleh Sekretaris Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Paristiyanti Nurwardani, dalam acara Sosialisasi dan Bimbingan Teknis Program Kampus Mengajar Angkatan 1 Tahun 2021 di Universitas Cendrawasih (25/02/2021).

Kampus Mengajar merupakan bagian dari kegiatan Mengajar di Sekolah dari program Kampus Merdeka yang melibatkan mahasiswa dan dosen di perguruan tinggi untuk berkontribusi dalam memberikan pembelajaran di masa pandemi Covid-19, terutama di Sekolah Dasar daerah 3 T (Tertinggal, Terluar, dan Terdepan).

Dalam kesempatan tersebut, Paris mengajak untuk bersama – sama membantu 22 ribu Sekolah Dasar yang masih memiliki akreditasi C dan mempunyai banyak keterbatasan, karena kemungkinan Sekolah Dasar yang berakreditasi C tersebut masuk ke dalam 24 ribu Desa yang tidak memiliki koneksi internet. Kampus Mengajar akan menghadirkan mahasiswa sebagai bagian dari penguatan pembelajaran literasi dan numerasi, serta menjadikan mahasiswa sebagai partner guru dalam melakukan kreativitas dan inovasi dalam pembelajaran.

“Saya mengundang Universitas Cenderawasih untuk memotivasi semua dosen dan mahasiswanya agar terjun ke tempat dimana adik – adik SD masih memiliki keterbatasan,” ajak Paris.

Terdapat 8 aktivitas Kampus Merdeka, diantaranya pertukaran pelajar, magang/praktik kerja, penelitian/riset, proyek kemanusiaan, kegiatan wirausaha, studi/proyek independen, membangun desa/KKN tematik, dan mengajar di sekolah berada didalamnya. Kegiatan Kampus Mengajar menjadi salah satu solusi dalam kegiatan akademik, khususnya di Sekolah Dasar di tengah pandemi Covid-19 saat ini dan para mahasiswa yang berkontribusi akan menjadi inspirasi bagi siswa – siswi di Sekolah Dasar.

Baca Juga :  Lahirkan Lulusan Cepat Kerja, ITS Raih Penghargaan IKU 1 di Liga PTN-BH

“Mari segenap jiwa raga kita siapkan bagi adik – adik SD di daerah tingkat 3T, bersatu padu membantu SD, karena mereka juga adalah oleh calon pemimpin masa depan Indonesia. Mari turun ke lapangan untuk memberikan inspirasi bahwa dosen peduli, mahasiswa peduli, dan akan membuat ibu pertiwi menjadi bangga,” lanjut Paris.

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan melalui Ditjen Dikti telah memiliki transformasi pendanaan untuk program Kampus Merdeka, terutama dalam kegiatan Kampus Mengajar. Bagi mahasiswa yang akan terjun langsung untuk mengajar, membantu siswa –siswi di Sekolah Dasar dengan akreditasi C dan berada di wilayah 3T, serta mahasiswa yang ingin menjadi inspirasi bagi siswa – siswi Sekolah Dasar akan mendapatkan apresiasi, berupa pengurangan biaya kuliah (UKT), diberikan uang saku, dan konversi SKS.

“Sudah disiapkan untuk adik – adik yang ingin menginspirasi dan menjadi pemimpin masa depan telah disiapkan dana untuk mengurangi biaya kuliah sebanyak Rp2,4 juta bagi yang tidak menerima KIP (Kartu Indonesia Pintar). Kemudian Ditjen Dikti juga menyiapkan uang saku bulanan bagi adik – adik mahasiswa sebanyak 700 ribu rupiah selama 3 bulan, dari bulan Maret – Juni, serta ada bonus 12 sks bagi mahasiswa yang mengikuti Kampus Mengajar,” terang Paris.

Baca Juga :  Awardee IISMA 2022 Mulai Babak Baru di NTU Singapura

Tidak hanya mahasiswa yang dapat berperan di kegiatan Kampus Mengajar, dosen pun dapat membantu dalam kegiatan ini. Peran dosen dalam kegiatan Kampus Mengajar yaitu sebagai pendamping mahasiswa dalam melaksanakan tugasnya sebagai pengajar di Sekolah Dasar.

Hadir pula dalam acara sosialisasi tersebut, Ketua Pokja, M. Setiawan, Ketua Subpokja Kampus Mengajar Kemendikbud, Wagiran, Tim Kampus Mengajar, Pembantu Rektor 1 Universitas Cendrawasih, Onesimus Sahuleka, para dekan, dosen, dan mahasiswa Universitas Cendrawasih.

Sahuleka mengatakan bahwa Universitas Cendrawasih akan senantiasa membantu mahasiswa dan dosen dalam melaksanakan kegiatan Kampus Mengajar dengan baik dan Universitas Cendrawasih memliki kewajiban untuk mencerdaskan anak bangsa di tanah papua.

“Mas Menteri selalu menyatakan pandemi Covid-19, SD akreditasi C, tidak ada jaringan internet merupakan sebuah tantangan, namun di tangan Rektor, Warek, pimpinan Uncen, dan mahasiswa yang luar biasa maka tantangan tersebut akan berubah menjadi harapan bagi siswa di SD akreditasi C”, tutup Paris.