Kolaborasi Dunia Pendidikan Tinggi, Dunia Usaha dan Industri untuk Menciptakan Masa Depan Bersama

Jakarta – Saat ini ekonomi Indonesia menjadi satu dari sedikit negara yang bertahan di tengah pandemi ini. Salah satunya dikarenakan ojek online yang menjadi wajah ekonomi nasional. Sementara negara Singapura misalnya, ekonominya terkoreksi sangat signifikan dan ekonominya berhenti, kemudian kota London (UK) menjadi kota mati tidak ada kehidupan dimana seluruh tempat perbelanjaan dan tempat makanan ditutup. Hal tersebut di sampaikan Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi, Nizam ketika menjadi pembicara pada Collaborative Insights 2020, pada Kamis (19/11).

“Masa pandemi ini merubah tatanan industri dan tatanan kerja yang sebelumnya kerja di kantor menjadi kerja di rumah, akan tetapi bekerja di rumah tidak kalah produktif di banding kerja di kantor,” ungkap Nizam.

Adapun inovasi yang terjadi dan menggeliatkan ekonomi di masa pandemi ini seperti memesan makanan melalui ojek online dan berbelanja melalui online shop. Hal tersebut merupakan kreativitas dalam memanfaatkan teknologi untuk melakukan hal-hal yang sebelumnya tidak berhubungan.

“Sebuah inovasi dari Nadiem Makarim yang tidak pernah kita pikirkan 10 tahun yang lalu menjadi penggerak ekonomi yang dahsyat sekali, bagaimana dia menghubungkan telepon genggam dengan jasa ojek,” ucap Nizam.

Baca Juga :  Pertemuan Kelompok Kerja Pendidikan G20: Mendorong Implementasi Kampus Merdeka di Kancah Dunia

Nizam menyampaikan bahwa tidak ada yang bisa memperkirakan dan apa yang akan terjadi 5 tahun kedepan, karena jika kita merefleksi 10 tahun kebelakang dengan saat ini, dunia sudah sangat berubah. Oleh karena itu, pentingnya kolaborasi dan semangat Kampus Merdeka pada dasarnya membuka tembok-tembok di pendidikan tinggi yang tidak lagi relevan dengan dunia industri, dunia kerja, dan dunia nyata.

“Kemerdekaan yang menjadi dasar dari Kampus Merdeka dilakukan dengan cara menjebol tembok dan perubahan pola pikir pada pola pikir yang agile. Ini bertujuan untuk mempersiapkan kita kepada dunia yang kompleks, ambigu, penuh perubahan dan dinamika,” tuturnya.

Lebih lanjut Nizam menjelaskan karena ketidaktahuan akan masa depan yang akan terjadi, maka kita harus bersama-sama bergandengan tangan antara  dunia pendidikan dengan dunia industri, dunia kerja, dan dunia usaha. Dengan demikian, kita dapat bersama-sama menciptakan hari esok.

Baca Juga :  Pakar IPB University Ungkapkan Penerapan Sekolah Peternakan Rakyat Untuk Atasi Oversupply Perunggasan

“Cara terbaik untuk memprediksi masa depan adalah dengan menciptakannya bersama-sama. Ini merupakan tujuan dari kolaborasi untuk menciptakan hari esok dengan menyiapkan sumber daya unggul melalui program Kampus Merdeka,” pungkasnya.

Pada kesempatan yang sama, Ahmad Yuniarto selaku Founder Biru Peduli Foundation menceritakan pengalamannya ketika mengikuti program internship (magang). Ia mengatakan program magang sangat berpengaruh terhadap hidupnya. Melalui program magang dapat menghasilkan pengalaman berupa perubahan hidup bagi para mahasiswa. Selain itu, program magang sangat penting dalam kehidupan mahasiswa, karena dapat merubah bagaimana cara melihat dunia, melihat diri sendiri, menghadapi tantangan, dan menghadapi risiko.

“Pengalaman ketika mengikuti internship sangat mengubah hidup saya, karena sebelum saya menjalani internship, saya kurang mampu memahami tentang kemampuan diri sendiri. Maka dari itu program internship sangat dibutuhkan bagi mahasiswa agar sesuai dengan apa yang dibutuhkan oleh perusahaan,” pungkasnya.
(YH/DZI/FH/DH/NH/MFS/VAL/YJ/ITR)

Humas Ditjen Dikti
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan