Kolaborasi Membangun Ekosistem untuk Kedaulatan Indonesia untuk Rekacipta

Jakarta – Saatnya Indonesia sadar mengenai pentingnya kedaulatan reka cipta dan sudah saatnya Indonesia membangun kedaulatan dalam reka cipta. Kedaireka hadir untuk membangun kemampuan bangsa untuk menghasilkan sesuatu yang bisa digunakan sendiri dan dikembangkan nilai ekonominya. Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi, Nizam mengingatkan bahwa Indonesia sudah 75 tahun merdeka, tentu harus bisa membangun kemampuan dan kedaulatan dalam reka cipta.

“Kedaireka ini hadir untuk membangun ekosistem reka cipta, dimana kampus yang menjadi tempat para intelektual, peneliti  inventor, dan inovator bisa membuat produk-produk yang dipakai oleh masyarakat, industri, pemerintah, untuk menggerakan ekonomi dan membangun kedaulatan kita,” kata Nizam pada acara live Instagram Kolaborasi Rekacipta Melalui Kedaireka, Rabu (16/6).

Menurut Nizam, tidak ada yang bisa membangun kedaulatan Indonesia jika bukan kita sendiri, Indonesia tidak mungkin berpangku tangan dan juga tidak bisa bergantung pada transfer teknologi oleh perusahaan multinasional, Indonesia juga tidak bisa menunggu kebaikan negara maju untuk membagikan teknologinya kepada Indonesia. Ini saatnya kita semua bekerja serius,dan bersungguh-sungguh dengan melakukan kolaborasi penta-helix dengan seluruh mitra  yaitu Akademisi, Bisnis, Komunitas, Finance, Pemerintah, dan Media.

Baca Juga :  Perkuat Kolaborasi Perguruan Tinggi, Ditjen Diktiristek Gelar Musyawarah Forum Wakil Rektor Bidang Kerja Sama

“Riset Kampus harus berorientasi pada kebutuhan nyata yang ada di masyarakat dan industri. Kita harus mendorong Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) dari hasil research and development (RnD) anak bangsa yaitu dari lembaga riset BPPT LIPI LAPAN BATAN dan Perguruan Tinggi,” jelas Nizam.

Sementara itu, Nizam mengharapkan kawan-kawan di Kedaireka harus didasari pada SWIFT (Shared vision, Win-win, Inisiatif, Fast Result and Trust), share vision tersebut merupakan mimpi dunia industri untuk bisa menjadi leading di bidangnya dan Perguruan tinggi hasil risetnya dimanfaatkan oleh industri sehingga tidak hanya menjadi panjangan atau prototype. Oleh sebab itu, Peguruan tingi dan industri  harus mempunyai mimpi bersama, dan win-win yang harus saling menguntungkan.Initiative, fast result and trust.

“Saya sangat mengapresiasi atas sinergi antara pendidikan tinggi dan industri yang harus dilakukan dengan sangat kuat sehingga melahirkan sumber daya manusia  yang unggul dengan kesamaan visi dan misi antara kedua belah pihak sehingga mewujudkan Indonesia yang lebih baik melalui SWIFT (Shared vision, Win-win, Initiative, Fast Result and Trust),” pungkas Nizam.

Baca Juga :  Berikan Bantuan Kuota, Ditjen Dikti Kerjasama dengan PT Hutchison 3 Indonesia

Pada kesempatan yang sama, Sri Fatmawati selaku inovator Institut Teknologi Sepuluh Nopember menjelaskan bahwa inovasi merupakan bagaimana menghubungkan hasil riset dengan industri, research dan excellence itu tercapai dengan adanya hubungan dengan industri yang sebetulnya sejalan dengan apa yang diinginkan Kampus Merdeka. Oleh sebab itu, industri juga harus memahami bahwa research and development itu adalah napas untuk jangka panjang dalam suistainibility sebuah inovasi.

Fatmawati juga menjelaskan, bahwa trust menjadi hal yang sangat penting, baik itu dari industri maupun dari penelti itu sendiri. Selain itu, sumber daya manusia harus ditingkatkan baik di perkotaan maupun di pedesaan karena masalah tersebut masih menjadi gap yang sangat besar.

“Platfrom Kedaireka ini saya rasa bisa menjadi penyelesaian masalah dari gap yang terjadi, agar hasil inovasi akan terus berkembang, dan dukungan pemerintah salah satu poin penting,” pungkas Fatmawati.
(YH/DZI/FH/DH/NH)

Humas dan Tim Akselerasi Reka Cipta Ditjen Dikti
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi

Laman : www.dikti.kemdikbud.go.id
FB Fanpage : @ditjen.dikti
Instagram : @ditjen.dikti
Twitter : @ditjendikti
Youtube : Ditjen Dikti
E-Magz Google Play : G-Magz