close

Cegah Kasus Stunting di Bondowoso, Mahasiswa UNEJ Ciptakan Aplikasi PELITAKU PINTAR

Bondowoso, 20 September 2023 – Desa Tangsil Kulon, Kecamatan Tenggarang, Kabupaten Bondowoso masih memiliki masalah kesehatan berupa stunting dengan angka kejadian 20% atau 45 anak (Hasil Bulan Timbang Dinas Kesehatan Bondowoso Bulan Agustus 2022).  Penambahan susu formula pada bayi dibawah satu tahun sebanyak 45,71%, rendahnya konsumsi mineral pada ibu hamil menyebabkan lahirnya Bayi Dengan Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) dengan kejadian sebanyak 9,26%. Kekurangan Energi Kronik (KEK) pada wanita usia subur sebanyak 13,04% dan pola konsumsi mineral pada ibu hamil hanya sebesar 18,81%. 

Hal itu diungkapkan oleh Dr. Dewi Rokhmah, SKM., M.Kes, Ketua Tim Taks Force Program Penguatan Kapasitas Organisasi Mahasiswa (PPK Ormawa) Universitas Jember kala wawancara dengan awak media (20/09/2023), di Kantor Desa Tangsil Kulon, Kecamatan Tenggarang, Kabupaten Bondowoso.

Dr. Dewi Rokhmah, SKM., M.Kes, Ketua Tim Taks Force Program Penguatan Kapasitas Organisasi Mahasiswa (PPK Ormawa) Universitas Jember kala wawancara dengan awak media

“Kegiatan kami adalah berbasis pada permasalahan desa dengan tujuan para mahasiswa dapat memberikan solusi, dan kami sebagai civitas akademika tidak seperti menara gading yanga hanya berada di kampus saja. Mereka harus mengaplikasikan keilmuannya kepada masyarakat,” jelasnya.

Baca Juga :  Gus Ipul: Pemkot Pasuruan Berjodoh Dengan Universitas Jember

Ia mendorong pemerintah setempat melalui Muspika Kecamatan Tenggarang untuk bersinergi dalam memecahkan permasalahan stunting. Salah satunya di Desa Tangsil Kulon yang merupakan desa dengan zona stunting.  Dirinya bersama mahasiswa dalam PPK Ormawa melakukan pendampingan dari multi sektor.

“Kami melakukan pendampingan kepada beberapa kader Posyandu yang inovatif dan interaktif, dan kami juga memberikan pelatihan kepada kader akan pemanfaatan potensi lokal tentang makanan penunjang untuk memperbaiki gizi masyarakat yang juga berpotensi ekonomi,” kata Dewi yang merupakan Wakil Dekan III Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Jember.

Ia berharap program ini dapat dikembangkan agar masyarakat lebih teredukasi untuk memutus mata rantai kasus stunting yang ada di Bondowoso.

Sementara itu, Nabila Anisa, Ketua PPK Ormawa Hima Gizi FKM Unej, mengatakan, alasan memilih Desa Tangsil Kulon ini selain, bentuk pengaplikasian dari  disiplin ilmu yang dimiliki juga karena permasalahan kesehatan yang ada di desa ini. 

Nabila Anisa, Ketua PPK Ormawa Hima Gizi FKM Unej,

“Ada beberapa program yang dilaksanakan, seperti pembentukan Kader Pelitaku. Dimana para kader di desa ini dibentuk dan ini dibimibing untuk menjadi kader yang berdaya. Selain itu ada juga Pos Pelitaku, yang didirikan sebagai tempat kader belajar sekaligus meng-update  skill”, terangnya.

Baca Juga :  Perpustakaan UI Gelar Webinar Internasional Bahas Tren dan Isu Perpustakaan Akademik di Asia Tenggara

Kegiatan lainnya adalah pelatihan dan sosialisi gizi untuk balita stunting. Yang menarik pelatihan diberikan menggunakan Aplikasi PELITAKU PINTAR.  Menurut Nabila, penggunaan aplikasi ini dinilai sangat efektif karena hampir semua anak muda saat ini menggunakan Handphone. Design Aplikasi yang dibuat menarik juga menjadi daya tarik penggunanaya untuk semakin senang belajar.

“Targetnya, tidak hanya menekan angka stunting tapi juga mencegah  stunting melalui edukasi kepada remaja puteri yang akan menjadi ibu”, tambahnya.

Lebih lanjut Nabila menyampaikan, kegiatan lainnya yang juga ia dan rekan-rekannya lakukan adalah pemberdayaan ekonomi bagi warga, seperti pembuatan aneka keripik. Kemudian juga edukasi tentang lingkungan seperti mengajarkan warga mengolah sampah menggunakan magot. 

Kegiatan PPK Ormawa ini sangat disambut baik oleh warga. Seperti yang disampaikan salah satu warga Tangsil Kulon, Maulida  Istiqomah. 

“Kehadiran mahasisa PPK Ormawa Hima Gizi FKM Unej ini sangat bermanfaatn bagi warga desa kami. Dengan Aplikasi Pelitaku Pintar Masyarakat jadi teredukasi tentang bagaimana menjaga kesehatian mulai dari bayi, remaja hingga lansia”, katanya.

Ia juga mengakui jika karena pengaruh adat, pernikahan dini di desanya masih tinggi. Hal inilah yang menjadi salah satu penyebab tingginya angka stunting pada balita di desanya.

Melalui program-program yang dilaksanalan PPK Ormawa ini ia dan warga jadi faham sehingga kedepan bisa mempernbaiki diri untuk Bersama-sama menekan angka stunting. (is)