close

Dosen Pulang Kampung IPB University Ajarkan Pengembangan Produk Teh Krisan, Bantu Pemulihan Usaha Petani Bunga Terdampak COVID-19

Dosen Sekolah Vokasi (SV) IPB University memberikan pelatihan mengolah bunga krisan menjadi teh kepada masyarakat Desa Raya, Kecamatan Berastagi, Kabupaten Karo, Sumatera Utara. Pelatihan dilakukan dalam rangka kegiatan Dosen Pulang Kampung (Dospulkam) IPB University. 

Ir Leni Lidya, MM selaku Ketua Tim Dospulkam IPB University mengatakan, pelatihan ini bertujuan memberikan keterampilan kepada masyarakat mengenai cara pembuatan teh dari bunga krisan dengan berbagai varian rasa, yakni original, lemon dan peppermint. Hal tersebut guna memberikan nilai tambah dan meningkatkan pendapatan masyarakat desa, terutama para ibu. Pasalnya, selama ini bunga krisan dijual masyarakat dalam bentuk bunga potong ke pasar.

Anggota tim Dospulkam IPB University, Dr Anita Ristianingrum menjelaskan pentingnya strategi pemasaran dalam penjualan suatu produk agar dapat bersaing di pasar. Ia juga menjelaskan bagaimana strategi product, price, place dan promotion yang dapat dilakukan untuk produk teh krisan berdasarkan hasil penelitiannya agar sesuai dengan selera konsumen.

“Dalam strategi pemasaran, suatu produk perlu menetapkan segmentation, targeting dan positioning. Kandungan senyawa pada teh krisan yang memiliki manfaat bagi kesehatan dapat menjadi positioning dari produk teh ini,” ujarnya.

Selain itu, lanjut dia, agar dapat bersaing di pasar perlu dilakukan branding produk teh krisan. Hal tersebut untuk membangun dan membesarkan identitas sebuah brand/merek, serta menjamin keberlanjutan serta perkembangan usaha.

Baca Juga :  ITS Pertahankan Terbaik di Indonesia versi THE WUR by Subject 2021

“Dengan adanya branding pada usaha teh krisan yang akan dilaksanakan Gapoktan Persada Raya diharapkan dapat meningkatkan kepercayaan dan loyalitas masyarakat,” tutur Dr Anita. 

Lebih lanjut ia menerangkan, branding dilakukan dengan cara mendesain warna kemasan yang sesuai dengan warna khas bunga krisan yaitu warna kuning dan putih. Lalu pemberian nama merek “Teh Krisan Berastagi “serta tagline “nikmati ketenangan alam pegunungan” yang mengangkat identitas petani lokal Berastagi.

“Logo bergambar teko unik dibuat untuk mencirikan kemasan teh krisan produksi Gapoktan Persada Raya supaya lebih mudah diingat masyarakat. Brand yang kuat akan lebih mudah mengendalikan pasar karena masyarakat telah mengenal, percaya dan mengingat brand,“ kata Ir Leni Lidya, MM, dosen SV IPB University dari Program Studi (Prodi) Manajemen Agribisnis.

Sementara, Ai Imas Faidoh Fatimah, STP MP MSc yang juga anggota tim Dospulkam IPB University menjelaskan, pengolahan teh krisan celup dilakukan dengan metode yang sederhana. Mulai dari persiapan bahan, pengeringan, pengecilan ukuran, pencampuran dan pengemasan produk pada tea bag sehingga menghasilkan produk teh celup krisan. 

Baca Juga :  Indonesian International Student Mobility Awards (IISMA) kembali mengirimkan mahasiswa terbaik Indonesia untuk menempuh studi di perguruan tinggi terbaik di luar negeri.

“Menjaga mutu baik bahan baku, proses pengolahan serta mutu produk akhir sangat penting agar produk yang dihasilkan terjamin mutu dan keamanannya,” sebut dosen SV IPB University dari Prodi Supervisor Jaminan Mutu Pangan.

Pelatihan diikuti oleh Kepala Desa Raya, Kepala Unit Pelaksana Teknis (UPT) Wilayah 3, Kepala Balai Penyuluh Pertanian (BPP), Ketua Badan Usaha Milik Desa (BUMDes), Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL Desa Raya), ibu-ibu Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (PKK), ketua dan perwakilan anggota Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) Persada Raya.

Ripka Prianti, SP selaku penyuluh pertanian di Desa Raya mendukung program Dospulkam IPB University. Ia mengharapkan, adanya kegiatan ini dapat membantu petani bunga krisan yang mengalami penurunan penjualan selama pandemi covid 19, selain juga menghadapi masalah fluktuasi harga bunga krisan.

Dalam kesempatan ini, tim Dospulkam IPB University menyerahkan sejumlah alat untuk memfasilitasi dan mendukung semangat petani Gapoktan Persada Raya dan ibu-ibu PKK di Desa Raya dalam penerapan dan keberlanjutan kegiatan pengolahan teh krisan ini. Alat tersebut diantaranya alat pengering (Food dehydrator), sealer, saringan (sieve), pisau, wadah stainless serta timbangan. (LL/WB/Rz)