FIK UI Beri Pelatihan Bagi Kader Posyandu di Lombok Timur Guna Cegah Tingginya Prevalensi Stunting

“Program pengabdian masyarakat kami dilatarbelakangi oleh masih tingginya prevalensi stunting di Indonesia. Data Riset Kesehatan Dasar 2018 menunjukkan prevalensi stunting dari 37,2% turun menjadi 30,8%, dan prevalensi kurus (Wasting) dari 12,1% turun menjadi 10,2%. Jumlah tersebut memang menurun, tapi angka tersebut masih di atas angka ambang batas yang ditentukan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), yaitu sebesar 20 persen,” kata Ketua Tim Pengmas FIK UI, Dr. Nani Nurhaeni, S.Kp., MN., menjelaskan tentang latar belakang pelaksanaan pengabdian masyarakat (pengmas) yang dilaksanakan di Lombok Timur.

Para akademisi dan mahasiswa Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia (FIK UI) melaksanakan program pengmas berupa pelatihan pemantauan status gizi balita sebagai upaya intervensi gizi spesifik serta pencegahan dan penanganan stunting pada balita yang diperuntukkan bagi para kader posyandu di Kecamatan Aikmel, Kabupaten Lombok Timur, Nusa Tenggara Barat.

Nani menambahkan bahwa penetapan Kecamatan Aikmel sebagai lokasi intervensi dikarenakan Kecamatan Aikmel merupakan salah satu dari 5 wilayah lokus stunting di Kabupaten Lombok Timur. Selain itu, anak balita (0-5 tahun) merupakan kelompok umur yang paling sering menderita masalah gizi. Oleh karena itu, asupan gizi yang seimbang menjadi bagian yang sangat penting dalam pertumbuhan dan perkembangan balita.

Baca Juga :  SINERGI KESEHATAN DEMI MENJAGA KUALITAS GINJAL ANAK

Kegiatan yang berlangsung pada 4 Desember 2020 ini melibatkan 31 orang kader posyandu dari 7 Posyandu di wilayah Kecamatan Aikmel. Materi pelatihan mencakup konsep dasar posyandu, pengukuran status gizi, pengisian Kartu Menuju Sehat (KMS), penyuluhan kader posyandu dan pemberian makan bayi dan anak.

Hal senada disampaikan oleh anggota Tim Pengmas, Ns. La Ode Abdul Rahman, S.Kep., MBA, bahwa seorang kader posyandu memiliki peran vital dalam mendidik masyarakat dalam hal yang berkaitan dengan peningkatan derajat kesehatan dan ujung tombak tombak keberhasilan pemantauan gizi balita. seorang kader posyandu harus memiliki pengetahuan dan keterampilan yang mendukung dalam menjalankan tugasnya sebagai kader.

Pejabat sementara Kepala Desa Aikmel, Burhanuddin Jafar, S.AP, mendukung terselenggaranya program pengmas FIK UI. Menurutnya, “Salah satu program utama yang digalakkan pada masing-masing posyandu dan kader adalah pengukuran status gizi dan pemantauan nutrisi pada balita karena mengingat Kecamatan Aikmel merupakan salah satu fokus stunting di Lombok timur sehingga hal tersebut dikatakan tepat sasaran untuk dilakukan di kecamatan aikmel. Untuk itu, peningkatan pengetahuan dan keterampilan kader mutlak dibutuhkan.”

Baca Juga :  ITS Dominasi Kejuaraan KRI Regional 2020

Dalam pelaksanaan kegiatan pelatihan, Tim Pengmas FIK UI menjalani protokol kesehatan yang ketat. Untuk membuat suasana pelatihan interaktif, Tim Pengmas FIK UI juga memberikan aktivitas role play berupa pengisian KMS dengan pemberian kasus. “Kami juga turut mengajarkan praktik pengukuran berat badan, panjang badan, dan lingkar kepala menggunakan peralatan yang sudah disediakan oleh tim pengabdi seperti timbangan digital, meteran tinggi badan, dan meteran lingkar kepala,” ujar Ayuni Rizka Utami, S.Kep.,Ns, anggota tim pengmas.

Tim Pengmas FIK UI terdiri dari Dua Dosen FIK UI yaitu Dr. Nani Nurhaeni, S.Kp., MN; Ns. La Ode Abdul Rahman, S.Kep., MBA; dan empat Mahasiswa Pascasarjana Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia yaitu Ayuni Rizka Utami, S.Kep., Ns; T. Widya Naralia, S.Kep., Ns; Diksi Hera Berliana, S.Kep., Ns; dan Syamikar Baridwan, S.Kep., Ns.

Dra. Amelita Lusia, M.Si. CPR

Kepala Biro Humas dan KIP UI

Media contact: Egia Etha Tarigan, S.Sos, MM (Media Relations UI, humas-ui@ui.ac.id; 08151500-0002)

1 Star2 Stars3 Stars4 Stars5 Stars (No Ratings Yet)
Loading...
3134 Views