close

Inovasi Filter Rokok Mahasiswa UNAIR Kurangi Kerusakan Paru-Paru

Banyaknya kasus kematian yang diakibatkan asap rokok menginisiasi lima mahasiswa UNAIR dalam memodifikasi filter rokok. Mereka adalah Muhammad Fahroji, Muhamad Faqih, Widyah Puspitasari, Izza Nur Ilmiyah dari Fakultas Sains dan Teknologi 2018 dan Kamailiyah Ulfah dari Fakultas Kedokteran Hewan 2017. Inovasi filter rokok ini diberi nama Nano Enzyme-Carbon Filter untuk mengurangi dampak buruk dari asap rokok.

Pada dasarnya, tim PKM yang lolos dalam tahap pendanaan dari Kemdikbud Ristek-dikti RI menyadari bahwa banyak masyarakat yang tidak terpengaruh oleh kampanye dan dampak nyata mengenai bahaya rokok yang juga menjadi penyebab kematian di Indonesia.

“Jadi ini merupakan salah satu bentuk usaha kami sebagai peneliti muda, untuk mengurangi risiko penyakit yang ditimbulkan akibat rokok,” sebut Muhammad Fahroji selaku ketua tim.

Baca Juga :  Fakultas Kedokteran Universitas Jember Lantik 58 Dokter, Semuanya Telah Lulus Uji Kompetensi

Umumnya, filter bawaan pada rokok terbuat dari Selulosa Asetat yang dipercaya dapat menyaring zat seperti Tar dan Nikotin. Dengan komposisi berbeda, filter rokok besutan lima mahasiswa yang tergabung dalam Tim PKM RE (Riset Eksakta) Universitas Airlangga itu diharapkan dapat bekerja secara lebih baik.

“Pada dasarnya modifikasi yang kami lakukan bertujuan untuk memaksimalkan fungsi dari filter rokok, sehingga produk yang dihasilkan secara fungsional memiliki efektifitas yang lebih baik khususnya dalam mengurangi efek berbahaya bagi tubuh,” jelasnya.

Keistimewaan filter modifikasi ini terdapat pada penambahan beberapa senyawa, yaitu Graphene Oxide (GO), Activated Carbon (AC), dan Cooper Tannic Acid Nanozyme (Cu-Tannic Acid) yang telah diteliti memiliki kemampuan untuk menyerap zat-zat berbahaya dalam asap rokok.

Baca Juga :  Tiga Menteri Dukung Usaha Mahasiswa ITS Melalui NIB Sistem OSS

“Ketiga senyawa tersebut kami kombinasikan untuk secara khusus menyaring senyawa berbahaya pada rokok yakni radikal bebas, senyawa karbonil, dan partikel mikro dalam rokok. Hal tersebut merupakan hal baru yang kami tawarkan dibandingkan filter komersial yang beredar di pasaran,” paparnya.

Setelah melakukan kajian literatur, uji in silico, uji etik dan pemesanan alat, kini tim sedang fokus dalam pengerjaan artikel dan izin karakterisasi lanjutan untuk senyawa yang diuji. Tim PKM yang dibimbing oleh Mochamad Zakki Fahmi, S.Si., M.Si., Ph.D dosen Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Airlangga juga menggagas ide ini dalam rangka mendukung Gerakan Nasional Peduli Kanker Paru.

Mereka berharap, kedepannya penelitian ini nantinya dapat disebarluaskan agar dampak baiknya bisa dirasakan masyarakat. “Harapannya agar penelitian ini dapat bermanfaat bagi jutaan perokok di Indonesia, agar berkurangnya risiko terkena penyakit akut akibat rokok,” tutupnya. (*)

Sumber: unair.ac.id