close

Mahasiswa UI Raih Juara Satu dalam Kompetisi Internasional APRU Global Health Conference 2020

Enam mahasiswa Universitas Indonesia (UI) yang tergabung dalam tim The Yellow Jackets berhasil meraih juara pertama dalam ajang Virtual Case Competition – APRU Global Health Conference 2020. Tim ini unggul diantara 45 peserta dari 22 negara. Kompetisi yang berlangsung pada 19-21 Oktober 2020 ini merupakan bagian dari Asia Pacific Rim University (APRU) Global Health Conference 2020, yakni sebuah forum ilmiah yang membahas tentang isu kesehatan global. Pada tahun ini, Fudan University, Shanghai, menjadi tuan rumah penyelenggaraan APRU Global Health Conference 2020.

Keenam mahasiswa dari Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM UI) dan Fakultas Kedokteran (FKUI), tersebut adalah Andrew Prasetya Japri (FKM UI angkatan 2016), Caroline Augustine Atmojo (FKM’17), Stephen Gunawan (FKM’17), Hubert Jonathan (FK’17), Jason Phowira (FK’17), dan Vellia Justian (FK’17).

Dalam kompetisi tersebut, The Yellow Jackets menawarkan sebuah rancangan aplikasi yang diberi nama Go-Elderly sebagai upaya menangani penuaan populasi dengan dukungan inovasi yang tepat guna. Salah seorang perwakilan The Yellow Jackets, Stephen Gunawan menuturkan, “Go-Elderly merupakan sebuah aplikasi online yang dirancang untuk mengintegrasikan pelayanan kesehatan berbasis keluarga, pelayanan kesehatan primer khususnya Pos Pembinaan Terpadu (Posbindu), komunitas sosial yang aman dan nyaman bagi lansia, serta pemberdayaan lansia secara umum. Kami berharap platform ini dapat menjadi salah satu pionir dalam memberikan dampak positif bagi masyarakat, terutama bagi kaum lansia agar tetap active-aging dan sejahtera, serta mampu meningkatkan kesadaran teman-teman kaum muda untuk lebih peduli terhadap kesejahteraan lansia.”

Baca Juga :  Meningkatkan Kemandirian dan Kesejahteraan Masyarakat melalui Kosabangsa

Lebih lanjut, salah seorang anggota The Yellow Jackets, Jason Phowira, mengatakan, “Pembuatan aplikasi Go-Elderly berangkat dari dua masalah utama berkenaan kesejahteraan lansia di Asia Pasifik. Pertama, kekhawatiran terkait sektor pelayanan kesehatan bagi lansia yang terbatas. Kedua, sektor sosial dan komunitas bagi lansia, berupa kurangnya dukungan dari lingkungan sekitar dan stigma buruk dari masyarakat. Untuk itu, kami sebagai kaum muda, berkomitmen menjadi menjadi agent of change, dalam hal ini ingin berkontribusi dalam membuat lingkungan yang inklusif bagi lansia agar kita bisa membangun masa depan yang ramah lanjut usia.”

Salah satu bentuk komitmen tim dalam mencari solusi atas permasalahan lansia adalah dengan menginisiasi sebuah seminar online bertemakan “Elderly Care During Pandemic” yang dilaksanakan tepat pada Hari Lansia Nasional pada tanggal 29 Mei 2020. Seminar tersebut diikuti oleh lebih dari 200 peserta pendaftar. Melalui seminar ini, terbangun interaksi dengan masyarakat sehingga memungkinkan tim untuk mengembangkan ide inovatif berbasis teknologi agar dapat membawa manfaat bagi lansia, khususnya di Indonesia.

Baca Juga :  Dirjen Dikti Tekankan Pentingnya Sinergi Pentahelix untuk Pengembangan Smart City

Proses penyusunan ide dilakukan selama kurang lebih dua bulan melalui diskusi kelompok setiap minggunya secara daring. Tim melakukan identifikasi masalah dari berbagai literatur, menyeleksi model intervensi yang tepat, menyelenggarakan survei melalui seminar online, serta berkolaborasi dengan beberapa komunitas melalui sosial media untuk mengadakan berbagai kampanye kreatif. The Yellow Jackets juga memproduksi video dan siniar (podcast) sebagai bagian untuk mempromosikan gagasan dan kepedulian terhadap lansia.

APRU Global Health Conference adalah suatu perhelatan yang mempertemukan mereka yang berdedikasi pada kesehatan global dari seluruh dunia. Tahun ini, konferensi akan fokus pada tema, Universal Healthcare across the Life Course, dan mendefinisikannya dalam praktik, penelitian, dan teori kesehatan global.

Tayangan mengenai paparan gagasan Go-Elderly dapat disaksikan pada laman Youtube https://youtu.be/uLFNoyPUYx0.