KBRI Belanda Gelar Ruang Temu dengan Mahasiswa Program IISMA

Sebanyak 80 mahasiswa Indonesia yang menjadi peserta Program Indonesian International Student Mobility Awards (IISMA) diundang untuk mengikuti kegiatan gathering dan bertemu dengan Duta Besar Republik Indonesia untuk Kerajaan Belanda di Aula Nusantara Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Den Haag pada Jumat (15/12) lalu.

Belanda sendiri menjadi tujuan studi bagi puluhan mahasiswa Program IISMA sejak diluncurkan pada tahun 2021 lalu. Tercatat, pada pelaksanaan IISMA 2023 terdapat 8 perguruan tinggi ternama yang menjadi host university ternama.

Lima di antara perguruan tinggi ini merupakan research university dan tiga lainnya university of applied sciences. Delapan perguruan tinggi tersebut terdiri dari Radboud University, ?Leiden University, Vrije University Amsterdam, University of Twente, Maastricht University, The Hague University of Applied Sciences, Aeres University of Applied Sciences, dan ?Saxion University of Applied Sciences.

Dubes RI untuk Kerajaan Belanda, Mayerfas dalam sambutannya di acara gathering menyampaikan bahwa para mahasiswa Program IISMA yang berhasil lolos seleksi dan mengikuti studi ke berbagai perguruan tinggi ternama di Belanda diharapkan dapat memanfaatkan secara maksimal berbagai kesempatan langka selama berada di Negeri Bunga Tulip.

Ia melanjutkan, sebagai mahasiswa terpilih, para mahasiswa juga diharapkan dapat mengambil manfaat dari materi dan pendekatan pembelajaran yang diperoleh, mengadaptasi kultur serta etos kerja orang Belanda yang efisien dan produktif, serta kehidupan sosial masyarakat Belanda yang sudah maju.

Baca Juga :  Gandeng Dua Instansi Ternama, ITS Luncurkan Inovasi Kapal Autonomous

Diwawancarai terpisah, Atase Pendidikan dan Kebudayaan (Atdikbud) KBRI Den Haag, Agus Setiabudi mengatakan bahwa berdasarkan aktivitas monitoring yang dilakukan, host university di Belanda memberikan apresiasi dan menyampaikan rasa kagum atas tingginya kemampuan para mahasiswa Program IISMA dalam beradaptasi dengan kehidupan kampus serta dalam menyerap pengetahuan dan keterampilan yang diajarkan.

“Mereka dapat menyatu dan berinteraksi secara aktif dengan masyarakat kampus dan mahasiswa internasional lainnya, sehingga pembelajaran yang mereka peroleh tidak hanya diperoleh secara formal tetapi juga melalui interaksi sosial,” tutur Agus.

Selama menjalani studi di Belanda, mahasiswa yang belajar di research university melaksanakan kegiatan akademik dalam rangka membuka dan menambah wawasan, pengetahuan, dan keterampilan yang tidak mereka peroleh di program studi dan universitas asal. Proses pembelajaran di Belanda yang berbasis masalah dan projek (Problem/Project-based Learning/PBL) merupakan pengalaman baru yang dapat meningkatkan wawasan dan keterampilan berpikir  kritis para mahasiswa secara lebih baik.

Sementara itu, para mahasiswa yang  melaksanakan Program IISMA di University of applied sciences adalah merupakan mahasiswa yang berasal dari program vokasi. Selain mengikuti kegiatan perkuliahan para mahasiswa, juga melakukan kegiatan kunjungan industri dan melaksanakan proyek berbasis kebutuhan industri. Salah seorang mahasiswa di Saxion university misalnya mengerjakan sebagian dari projek di bidang sipil.

Meskipun memiliki berbagai kegiatan akademik yang harus dijalani, mahasiswa Program IISMA di Belanda juga melaksanakan berbagai kegiatan non-akademik yang mengenalkan budaya Indonesia kepada mahasiswa internasional lainnya. Kegiatan yang dilakukan seperti mempromosikan batik dan makanan Indonesia melalui kegiatan sosial yang mereka organisasi, serta kegiatan industrial exposure bagi mahasiswa program vokasi.

Baca Juga :  Peneliti dari 8 Negara OKI Ikuti Pelatihan Pengembangan Vaksin di Unpad

Dalam kesempatan yang berbeda, Kepala Program IISMA, Rachmat Sriwijaya mengapresiasi kegiatan yang dilakukan oleh KBRI Belanda dan bangga atas rekam jejak baik yang berhasil dicatatkan oleh mahasiswa Program IISMA.

“Kegiatan yang dilakukan oleh Kedubes Belanda bukanlah kali pertama di mana kedutaan dari berbagai negara menyambut baik kehadiran mahasiswa. Kedutaan lain seperti KBRI London, KBRI Kroasia hingga Kedubes Selandia Baru untuk Indonesia dan Kedubes Jerman untuk Indonesia juga pernah menggelar kegiatan serupa,” tutur Rachmat.

Rachmat menambahkan, penerimaan yang baik dari berbagai pihak ini menjadi bukti bagaimana Program IISMA bisa diterima dengan baik dan menjadi wadah untuk memperkuat hubungan diplomatik dengan berbagai negara khususnya melalui kerja sama pendidikan.

Dengan catatan baik tersebut, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) akan kembali menyelenggarakan Program Indonesian International Student Mobility Awards (IISMA) untuk tahun 2024.

Pendaftaran peserta mahasiswa untuk Program IISMA 2024 sendiri rencananya akan dibuka pada Januari 2024 mendatang. Informasi lebih lanjut terkait program ini dapat diakses melalui laman https://iisma.kemdikbud.go.id/