Mahasiswa ITS Gagas Hydrotek, Solusi Emisi Gas di Indonesia
Kampus ITS, ITS News – Emisi gas di Indonesia masih menjadi permasalahan genting yang perlu penyelesaian, terutama yang disebabkan oleh pembangkit listrik tenaga uap. Turut menyumbangkan gagasannya untuk permasalahan tersebut, tim mahasiswa dari Departemen Teknik Kelautan, Fakultas Teknologi Kelautan (FTK) Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) memberikan solusi yang belum pernah ditawarkan sebelumnya berupa smart turbin yang diintegrasikan bernama Hydrotek.
Tim yang beranggotakan tiga mahasiswa, yakni Audrey Salsza Maret Roberte, Gumilang Al Hafiz, dan Wafiyudin Tsalatsyanto ini menawarkan sistem smart turbin yang telah diintegrasikan dengan automatic controlling system, sensor penyaringan sampah sungai, serta penggunaan aplikasi. Hal ini ditujukan untuk melakukan kontrol yang lebih mudah dalam pendistribusian output listrik.
Audrey Salsza Maret Roberte mengungkapkan bahwa kesenjangan akses listrik di Indonesia memotivasi timnya untuk menghadirkan solusi menggunakan smart turbin dengan fitur futuristik yang memudahkan masyarakat dalam mengaplikasikannya. “Dibutuhkan sebuah revolusi untuk menciptakan energi bersih, berkelanjutan, ekonomis, dan mudah diakses bagi masyarakat Indonesia,” ujar ketua tim ini.
Dikatakan lebih lanjut, proses pemilihan jenis turbin dan desain yang bisa sesuai dengan berbagai kondisi sungai di desa, menjadi masalah yang dihadapi oleh tim. Khususnya untuk wilayah sungai yang tidak terlalu lebar serta arus yang deras. “Menentukan besar output listrik yang kami berikan dengan desain turbin yang relatif tidak terlalu besar, juga menjadi tantangan bagi kami,” terangnya.
Membagikan rancangan kerja gagasan ini, Audrey menjelaskan, pada proses pertama, air akan masuk melalui pintu air yang dilengkapi dengan sensor pendeteksi deras dan arus air terlebih dahulu. Selain itu, terdapat sensor yang ditujukan untuk memilah benda asing atau sampah yang hanyut bersama air.
Secara otomatis, menurut Audrey, objek yang hanyut ini akan masuk ke bak penampung dan bak penenang. “Air akan dialirkan menuju pipa penstock yang nantinya terhubung dengan runner turbin kami dengan jenis savonius dan juga blade runner,” paparnya.
Selanjutnya ia menambahkan, putaran runner akan menggerakkan generator yang nantinya akan menghasilkan listrik yang dapat disimpan atau langsung dialirkan. Dalam pengelolaan distribusi listrik, tim ini menggunakan panel board yang terintegrasi dengan aplikasi. Aplikasi tersebut dapat digunakan untuk mengontrol jumlah listrik yang diproduksi, disimpan, ataupun dialirkan. “Warga dapat memantau output listrik dengan lebih mudah menggunakan aplikasi ini,” tuturnya.
Karya yang diberi judul Hydrotek An Innovation Renewable Energy Development for a Long-Term Solution for Sustainable Electricity in Rural Area ini juga telah berhasil menorehkan prestasi yang membanggakan. Yakni juara II dalam National Electrical Summit “Smart Innovation in Solving Electrical of Industry’s Problem” yang digelar oleh Universitas Indonesia, belum lama ini.
Mahasiswi yang berasal dari Mojokerto ini menjelaskan, saat ini timnya sedang proses melakukan konsorsium project Hydrotek di Kebun Tunggul, Mojokerto. “Ke depannya, Hydrotek diharapkan dapat segera terealisasikan, sehingga kebermanfaatannya bagi masyarakat dapat segera dirasakan,” harapnya. (HUMAS ITS)