close

Mahasiswa Prodi Tata Kelola Seni Hasilkan Katalog Edukasi Digital Museum Pleret

Sebagai bagian dari implementasi Program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM), Jurusan/Prodi S-1 Tata Kelola Seni FSRD ISI Yogyakarta terus memberi peluang bagi mahasiswa untuk merespons kebutuhan masyarakat sesuai dengan mata kuliah yang dijalaninya. Salah satunya pada mata kuliah Museologi.

Mata kuliah ini bertujuan untuk mengetahui berbagai hal dan seluk beluk permuseuman. Selain itu juga bertujuan untuk memberi rangsangan mahasiswa mengenal dunia museum secara langsung dan menghadapi permasalahan yang ada di dalamnya.

Dari sekian kelompok kerja mahasiswa dalam kelas Museologi, terdapat kelompok yang membantu Museum Sejarah Purbakala Pleret atau yang disebut Museum Pleret Bantul, Yogyakarta. Museum yang menempati bekas Kraton Mataram Islam pada masa kekuasaan Raja Amangkurat I saat ini dikelola secara langsung oleh Dinas Kebudayaan (Kundha Kebudayan) DIY.

Baca Juga :  Perbaikan Mutu Pendidikan Keteknikan Indonesia Bertaraf Internasional, Ditjen Diktiristek Libatkan PII/IABEE

Mereka membantu melakukan inventarisasi sekaligus membuat sebuah model sosialisasi materi koleksi museum dalam bentuk digital. Hasilnya luar biasa. Sebuah buku “Katalog Edukasi Digital” yang berisi data materi dari masa prasejarah hingga masa yang lebih baru dengan gaya dan kemasa populer dalam format e-catalogue. “Diharapkan juga dari katalog semacam ini, menjadi pemantik bagi kajian museum di Indonesia,” ungkap Dian Laksmi Pratiwi, Kepala Dinas Kebudayaan DIY dalam sambutannya.

Dengan adanya buku katalog edukasi digital ini masyarakat pengguna museum dapat dengan mudah mengakses informasi yang ada di dalam museum tersebut, bahkan hanya melalui gawai pribadi. Museum juga dapat melakukan sosialisasi secara efisien dan efektif dalam melestarikan aset-asetnya ke semua penikmat museum.

Baca Juga :  Direktur Mizuma Gallery Singapore Menjadi Narasumber Kelola Art Talk#25

Setidaknya melalui buku ini, nilai penting dan nilai sejarah setiap item materi terus mengalami perjalanan dari satu orang ke orang lain, tanpa mengurangi kualitas dan keberadaan fisik koleksi. Inilah implementasi yang berdaya guna terangkai dengan Program MBKM yang diinisiasi oleh Kemendikbud-ristek RI. “Bentuk kemandirian publik semacam ini diharapkan mampu memicu spirit generasi muda untuk mencintai, turut mengelola, dan melestarikan keberadaan museum beserta seluruh koleksinya,” tutur Dr. Mikke Susanto, M.A.