close

Wujudkan Program Kampus Sehat, UTU dan Kemenkes RI Tandatangani MoU

MEULABOH, UTU – Universitas Teuku Umar (UTU) menjadi salah satu dari 26  perguruan tinggi di Indonesia yang dipilih oleh Kementerian Kesehatan RI dalam rangka memperluas jaringan kerjasama pengembangan program Kampus Sehat. Hal ini ditandai dengan ditandatanganinya MoU antara Rektor UTU, Dr. Ishak Hasan, M.Si dengan Direktur Jenderal (Dirjen) Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat Kemenkes RI, drg. Widiyawati, MKM, Selasa (20/12/2022) di Arotel Suites Mangkuluhur, Jakarta.

Rektor UTU, Dr. Ishak Hasan, M.Si menyebutkan perguruan tinggi memiliki peran sebagai pelaku utama pembangunan, mengembangkan ide inovatif, agent of change, mengadvokasi program, serta berkontribusi dalam pengembangan kebijakan.

Harapannya, Program Kampus Sehat ini dapat terlaksana dengan baik, khususnya di Universitas Teuku Umar dan seluruh perguruan tinggi lain se-Indonesia.

Baca Juga :  Kembangkan Alat Terapi Fisik, Tim ITS Terima Hibah EPICS IEEE

Lingkupnya meliputi sistem dan infrastruktur berupa lingkungan bersih dan sehat serta kebijakan kampus, health promotion areas berupa literasi kesehatan hingga kesadaran kesehatan mental, dan thematic areas yang terkait dengan berbagai isu kesehatan yaitu merokok, alkohol, hingga bullying.

“Sistem Health Promoting University (HPU) menjamin supaya masyarakat yang beraktivitas di kampus selalu sehat dan tidak hanya memiliki penguasaan ilmu pengetahuan, teknologi, serta seni tetapi juga memiliki kesehatan yang prima,” tutupnya

Sementara itu, Dirjen Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat Kemenkes RI, Widiyawati mengemukakan program Kampus Sehat memungkinkan universitas untuk tidak hanya mencetak mahasiswa yang unggul di bidang akademik saja namun juga dapat menghasilkan lulusan yang sehat, baik jasmani maupun rohani rangka mempersiapkan SDM unggul, Indonesia maju.

Baca Juga :  ITS Dorong Publikasi e-Book Bersama Arasoft dari Korea

Ditambahkannya dalam menciptakan hidup sehat dengan melibatkan kampus sangat penting karena selama ini prevalensi atau kejadian obesitas dan merokok usia 18 tahun ke atas, 80 persen ada di kampus.

“Kalau penyakit itu kan manifestasinya karena empat elemen, yaitu faktor keturunan, pelayanan kesehatan, perilaku, dan lingkungan. Oleh karena itu, kami membuat kampus sehat memang ujungnya untuk menurunkan prevalensi penyakit, yaitu mendorong perubahan perilaku dan mendesain lingkungan yang ada di kampus untuk mendorong orang berperilaku lebih sehat,” Ungkapnya.