close

Dorong Sinergi Pentahelix Bersama Media untuk Akselerasi Ekosistem Reka Cipta

Jakarta – Dalam membangun kesadaran publik untuk mencintai produk dalam negeri, agar menjadi Indonesia maju, harus didukung oleh ekosistem yang terdiri dari inovasi perguruan tinggi, kementerian terkait, dan pelaku industri, atau yang biasa disebut dengan kolaborasi pentahelix antara akademisi, bisnis, komunitas, perbankan, pemerintah, dan media.

Hal tersebut disampaikan oleh Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi pada kegiatan Media Visit ke Beritasatu dalam rangka mendorong kolaborasi pentahelix untuk mensinergikan akselerasi reka cipta, Rabu (16/06). Dalam kesempatan tersebut, Nizam menjelaskan media memiliki peran yang penting dalam menyampaikan informasi kepada masyarakat, terutama informasi mengenai cinta produk dalam negeri.

Nizam menambahkan akselerasi media informasi akan menjadikan informasi terkoneksi kepada masyarakat, sehingga akan mendorong pada pertumbuhan ekonomi, pendidikan, dan pembangunan negara Indonesia.

“Kita bermimpi menjadi negara maju, kita bermimpi mengenai bonus demografi. Namun, kuncinya adalah membangun kesadaran publik untuk mencintai produk dalam negeri,” tegas Nizam.

Nizam mengungkapkan bahwa untuk membangun kesadaran cinta produk Indonesia harus didorong oleh ekosistem yang kuat dan seluruh mitra di dalamnya harus terlibat baik itu industri, pemerintah, perguruan tinggi, media, dan masyarakat. “ Itulah yang ingin kita bangun. Kedua, kita perlu membangun public awareness, kesadaran publik”, papar Nizam.

Baca Juga :  FSR ISI Yogyakarta Selenggarakan Pameran Seni Rupa bertajuk Kebangkitan Seni Rupa di Era New Normal

Lebih lanjut, Nizam mengatakan belajar dari Korea, media massa Korea berhasil membangun kesadaran publik untuk cinta produk dalam negeri dan kesadaran investasi Pendidikan. 40% spending Korea untuk pendidikan, disana jelas Nizam juga terlihat peran media, bahwa media membangun mindset Korea sebagai bangsa yang tangguh, dan peduli.

“Guna mendorong inovasi, Kedaireka ini hadir untuk membangun ekosistem reka cipta, dimana kampus yang menjadi tempat para intelektual, peneliti  inventor, dan inovator bisa membuat produk-produk dalam negeri yang dipakai oleh masyarakat, industri, pemerintah, untuk menggerakan ekonomi dan membangun kedaulatan kita. Kemudian juga pemerintah memberikan dana pendamping matching fund sebesar 250 miliar untuk mendorong inovasi,” ungkap Nizam.

Hal senada disampaikan oleh, Anthony Wonsono selaku Chief Operating Officer Of  BeritaSatu Media Holding bahwa BeritaSatu siap terus mendukung program Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) untuk membangun program inovasi dan kebanggan pada produk lokal.

Baca Juga :  Film Dokumenter “MIMPI ANDINI” Karya Dosen ISI Masuk Nominasi 25 Rekomendasi Asosiasi Dokumenteris Nusantara (ADN) di Festival Film Indonesia (FFI) 2021

Menurutnya, saat ini masih ada stigma negatif mengenai produk dalam negeri yang tidak sekelas dengan produk luar negeri dan untuk ekspor tidak sama kualitasnya dengan produk yang dipasarkan di dalam negeri.

“Saya melihat gerakan cinta produk dalam negeri, gaungnya hanya sebentar, padahal banyak brand luar itu dibuat di dalam negeri kita,” pungkas Anthony.

Acara tersebut juga dihadiri oleh Primus Dorimulu selaku Direktur Pemberitaan BeritaSatu Media Holdings, Rudy Andanu selaku Manager News Magazine BeritaSatu TV, Aditya Laksmana Yudha selaku Pemimpin Redaksi BeritaSatu.com, dan Grace Salim Executive Director of Corporate Affair Universitas Pelita Harapan.
(YH/DZI/FH/DH/NH/AK)

Humas dan Tim Akselerasi Reka Cipta Ditjen Dikti
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi

Laman : www.dikti.kemdikbud.go.id
FB Fanpage : @ditjen.dikti
Instagram : @ditjen.dikti
Twitter : @ditjendikti
Youtube : Ditjen Dikti
E-Magz Google Play : G-Magz
Tiktok : Ditjen Dikti