close

Dosen IPB University Terapkan Inovasi Alat Pencacah Daun Bambu Kering untuk Media Tanaman Hias di Desa Benteng

Sekolah Vokasi (SV) IPB University bekerjasama dengan Sekolah Alam School of Universe (SoU) dan Lendo Novo Research Centre (LRC) menyelenggarakan pelatihan pembuatan media tanam bagi tanaman hias untuk Komunitas Pendidik Nusa di Desa Benteng, Kecamatan Dramaga, Kabupaten Bogor, 25/9. Kegiatan ini merupakan bagian dari program Dosen Mengabdi Reguler IPB University 2022.

Ketua Komunitas Pendidik Nusa, Arfan Damari, SE, MSi mengatakan, komunitas ini memiliki kepedulian terhadap lingkungan sekitar. Di antaranya terkait pengolahan sampah organik untuk dijadikan media tanam pada tanaman hias. 

Dosen SV IPB University dari Program Studi (Prodi) Teknologi Rekayasa Komputer (TEK), Faldiena Marcelita, ST, MKom mengatakan, salah satu kebutuhan penting dalam pengelolaan tanaman hias adalah media tanam. Dari beragam jenis media tanam, salah satu yang digunakan dalam budidaya tanaman hias yaitu daun bambu kering.

“Pemilihan daun bambu kering, karena selain banyak juga bagus sebagai media untuk bahan baku kompos. Selain bersifat poros, daun bambu ini juga memiliki kandungan hara yang baik buat tanaman hias,” tuturnya.

Baca Juga :  The Global Melting Pot: Keseharian Awardee IISMA di Asia

Ia menambahkan, pelatihan yang diberikan merupakan pengolahan daun bambu sebagai media tanam. Yaitu olahan dari serasah daun bambu yang difermentasikan agar bisa mendapatkan media tanam yang sarat dengan unsur hara bagi tanaman hias. 

“Implementasi mesin pencacah ini merupakan inovasi yang bisa mempermudah pembuatan media tanam yang memanfaatkan serasah daun bambu. Upaya penerapan inovasi pencacah daun bambu diharapkan dapat memberikan nilai tambah dan nilai jual daun bambu,” ujarnya.

Dr Inna Novianty, Ketua Prodi TEK menyampaikan, inovasi berupa mesin pencacah daun bambu ini merupakan alternatif mesin yang dapat digunakan dalam skala usaha mikro, sehingga bisa membantu meminimalisir sampah kering di sekitar rumah.

Baca Juga :  Dukung Pengembangan Geopark Ijen, ITS Rumuskan Bentuk Partisipasi Masyarakat

Sementara itu menurut Walidatush Sholihah, SSi, MKom, alat pencacah daun bambu ini memiliki keunggulan lain, yaitu alat mudah untuk dimobilisasi, sehingga bisa diterapkan di manapun.

Ir Wien Kuntari, MSi selaku narasumber aspek keuangan menjelaskan, keberhasilan dan kesinambungan suatu bisnis sebagai daya tariknya adalah adanya keuntungan yang didapat dari produk inovasi. “Selain diversifikasi produk, perlu juga mempromosikan mesin pencacah dan hasilnya ini sebagai produk yang memiliki nilai jual,“ ujar dosen SV IPB University dari Prodi Manajemen Agribisnis ini.

Senada, Arief Nugroho Nur Prasetyo, SHut, MSi, narasumber dari Sekolah Alam SoU sekaligus pengurus pusat LRC menyebut, selain mengandung banyak unsur hara yang dibutuhkan, proses pengolahan juga memberikan nilai tambah bagi daun bambu yang menghasilkan produk yang baik untuk media tanam bagi tanaman hias serta bernilai ekonomis, sehingga berpotensi meningkatkan pendapatan masyarakat. (*/Rz)