close

Dirjen Diktiristek Dorong Peran Pimpinan Perguruan Tinggi Hadapi Tiga Tantangan Pendidikan Tinggi Indonesia

Jakarta, 3 Agustus 2024 – Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi, Riset, dan Teknologi Abdul Haris menekankan pentingnya peran pimpinan perguruan tinggi dalam menghadapi tantangan pendidikan tinggi di Indonesia. Menurut Haris, pemimpin perguruan tinggi harus mampu memberikan solusi atas tiga hal, yakni masalah ketimpangan akses, ketimpangan kualitas, dan relevansi.

“Ketiga hal ini adalah ujung tombak bagaimana tantangan penyelenggaraan pendidikan tinggi di Indonesia. Bapak Ibu adalah calon pemimpin manajemen dari perguruan tinggi harus bisa memberikan solusi atas tiga permasalahan tersebut,” ujar Haris dalam acara Pelatihan Kepemimpinan Fakultas menuju Universitas Berkelas Dunia, pada Jumat (2/8) di Jakarta.

Haris menegaskan bahwa universitas harus menghasilkan lulusan yang mampu berkreasi, bukan sekadar pekerja. “Pendidikan harus menciptakan manusia yang kreatif dan inovatif,” ungkap Haris.

Ketimpangan kualitas juga menjadi hal yang harus diperbaiki. Implementasi kebijakan seperti Permendikbudristek Nomor 53 Tahun 2023 tentang Penjaminan Mutu Pendidikan Tinggi atau kebijakan Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) tidak bisa diterapkan secara merata di semua perguruan tinggi karena perbedaan karakteristik masing-masing kampus.     

Baca Juga :  Potret Perjalanan Perguruan Tinggi Indonesia dalam Menggapai Predikat Universitas Berkelas Dunia

Untuk itu, ia menekankan perlunya standar kualitas yang sesuai dengan kondisi setiap universitas, baik dari segi infrastruktur (hardware), sumber daya manusia (humanware), maupun jaringan (netware).

Relevansi pendidikan tinggi terhadap kebutuhan masyarakat juga menjadi tantangan tersendiri. Haris mengatakan, “relevansi itu terkait produk dan outcome yang harus dimiliki perguruan tinggi. Pertama, relevansi dari sisi kelulusan. Kemudian, yang kedua dari sisi produk dari riset dan inovasi.”

Haris menambahkan, universitas tidak hanya berfungsi sebagai tempat transfer pengetahuan (knowledge transfer), tetapi juga sebagai pencipta pengetahuan baru. Ia pun berharap para calon rektor dan pemimpin perguruan tinggi dapat berperan sebagai academic leader dan entrepreneur.

“Rektor harus memiliki visi pengembangan pendidikan dan mampu untuk mencapai tujuan tersebut,” tegasnya.

Selain itu, Haris juga menekankan pentingnya pemahaman situasi dan solusi kreatif untuk mengatasi tantangan besar dalam pendidikan tinggi.

Dalam kesempatan yang sama, Sekretaris Dewan Pendidikan Tinggi Kadarsah Suryadi mengungkapkan pentingnya peringkat dunia dalam meningkatkan kualitas pendidikan tinggi. “Dengan ranking dunia kita bisa tahu, kita kurangnya di mana, lalu di situlah kita lakukan perbaikan. Ini bukan untuk mencari ranking, tapi untuk continuous improvement, supaya lebih baik,” ujar Kadarsah.

Baca Juga :  Tim Bayucaraka ITS Panen Delapan Gelar Juara di KRTI 2021

Rektor Universitas Trisakti itu juga menekankan pentingnya kolaborasi dan sinergi antarperguruan tinggi, “bukan hanya satu perguruan tinggi yang maju, bukan hanya satu fakultas, tapi semuanya maju bersama. Para dosen di sini merupakan perwakilan terpilih oleh Ditjen Diktiristek yang akan menjadi atmosfer untuk maju bersama.”

Acara Pelatihan kepemimpinan ini merupakan rangkaian kegiatan yang digelar oleh Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Riset, dan Teknologi bersama Dewan Pendidikan Tinggi. Pelatihan kepemimpinan ini diharapkan dapat menghasilkan pemimpin-pemimpin perguruan tinggi  yang mampu membawa perubahan positif dan menjadikan perguruan tinggi di Indonesia berkelas dunia.

(YH/DZI/FH/DH/NH/SH/MSF)

*Humas Ditjen Diktiristek*
*Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi*

Laman : www.diktiristek.kemdikbud.go.id
FB Fanpage : @ditjen.dikti
Instagram : @ditjen.dikti
Twitter : @ditjendikti
Youtube : Ditjen Diktiristek
E-Magz Google Play : Satu Dikti
Tiktok : Ditjen Dikti

#KampusMerdekaIndonesiaJaya
#DiktiSigapMelayani