close

Dosen Vokasi UI Beri Pelatihan Pembentukan Daycare bagi Kader Posyandu di Kota Depok

Tim Pengabdian Masyarakat (pengmas) Program Pendidikan Vokasi Universitas Indonesia (UI) yang diketuai Nia Murniati, MKM, menggelar pelatihan pembentukan tempat pengasuhan anak atau daycare berbasis masyarakat bagi kader posyandu di wilayah Beji, Kota Depok. Kegiatan ini dilatarbelakangi oleh kebutuhan akan daycare yang tinggi namun keberadaannya masih terbatas dan biaya operasionalnya masih terhitung tinggi. Pelatihan ini dilakukan secara daring berlangsung pada 27 Oktober 2020, dengan jumlah peserta tercatat 15 kader posyandu.

Pengmas ini dilakukan oleh tiga orang dosen dan lima mahasiswa dengan tujuan memberikan gambaran dan panduan praktis mendirikan dan mengelola daycare yang terjangkau tapi tetap berkualitas. Nia Murniati, MKM dan Nur Fadhilah Dewi, MKM yang merupakan dosen Program Studi Administrasi Rumah Sakit Vokasi UI; serta Dyah Safitri, M.Hum yang merupakan dosen Program Studi Manajemen Rekod dan Arsip Vokasi UI melihat kondisi antara kebutuhan yang besar dengan ketersediaan daycare yang memadai dan terjangkau menjadi peluang bagi perempuan di tengah masyarakat untuk mendirikan daycare berbasis komunitas masyarakat setempat.

Nia, sebagai pengabdi utama menjelaskan bahwa saat ini semakin banyak perempuan bekerja di luar rumah, kebutuhan akan daycare juga bertambah besar. “Sejumlah pihak melihat ini sebagai sebuah peluang dengan menghadirkan tempat pengasuhan anak baik di perkantoran maupun pribadi sehingga jumlahnya tumbuh pesat. Hanya sayang, tidak semua perempuan dapat mengakses daycare tersebut karena berbayar cukup mahal dan jauh dari lingkungan mereka,” kata Nia menjelaskan.

Baca Juga :  Ukir Kemenangan ke-6, Tim Spektronics ITS Sabet Juara di Malaysia

“Mengapa kami memilih Kader Posyandu menjadi sasaran karena kader posyandu sebagai ujung tombak layanan kesehatan pada masyarakat menjadi agen penting dalam menyediakan tempat pengasuhan anak berbasis masyarakat. Mereka sudah memiliki bekal pengetahuan kesehatan yang dapat terus ditingkatkan. Untuk itu, sebelum benar-benar mendirikan, mereka harus melakukan survei terlebih dulu untuk mengetahui apa kebutuhan bagi para ibu bekerja yang menitipkan anaknya ke daycare, bagaimana akses mereka, tingkat persaingan, hingga penentuan biaya sehingga dapat terjangkau bagi masyarakat sekitar,” ujar Nia.

Pada kesempatan ini, selain mendapatkan pengetahuan mengenai peluang pendirian daycare yang terjangkau dan berkualitas di tengah masyarakat, peserta juga memperoleh knowledge sharing dengan pengelola daycare yang sudah menjalankan usahanya berikut tantangan-tantangan yang harus mereka hadapi. “Beberapa prasyarat harus dipenuhi untuk membentuk daycare berbasis masyarakat yakni dari lokasi, bangunan, dan ruangan harus memenuhi persyaratan kesehatan seperti ventilasi yang cukup, toilet yang memadai, tempat tidur, dapur, area cuci hingga area bermain anak-anak,” kata Nia.

Baca Juga :  Peduli Kesejahteraan Guru, ITS dan Dinas Pendidikan Jatim Jalin Kerja Sama

Lebih lanjut, Nia menjelaskan bahwa peralatan elektronik juga perlu disiapkan mulai dari microwave, penghangat ASI, dan kulkas. Selain itu yang juga penting adalah terus melakukan pelatihan sumber daya manusia bagi pengelola tempat pengasuhan anak seperti pelatihan pengasuhan, layanan gizi, hingga layanan kesehatan. Tujuannya tentu untuk dapat menghadirkan daycare yang berkualitas dan terjangkau di tengah masyarakat. Hal penting lainnya adalah melakukan survei mendalam untuk memperoleh gambaran yang tepat tentang daycare idaman bagi ibu bekerja sehingga kebutuhan mereka dapat terpenuhi dari daycare yang akan dibangun.

“Dari pelatihan ini kami memperoleh gambaran bagaimana membangun dan mengelola tempat pengasuhan anak berbasis masyarakat. Tentu ini sangat membantu karena kami juga berencana membuka layanan tersebut ke masyarakat,” kata Yuli Puspitasari, salah seorang Kader Posyandu yang hadir sebagai peserta pelatihan.

Nia mengatakan, “Dengan program pengmas Vokasi UI ini, harapannya adalah perempuan di tengah masyarakat menyadari ada peluang ekonomi yang belum begitu tergarap yakni menyediakan tempat pengasuhan anak berbasis masyarakat dengan biaya terjangkau namun tetap berkualitas.”