close

ITS Kolaborasikan Tiga Desa sebagai Area Pengembangan Riset dan Abmas

ITS Teaching Industry 2
Wakil Gubernur Jawa Timur Dr H Emil Elestianto Dardak BBus MSc memberikan dukungan langsung bagi Teaching Industry ITS

Kampus ITS, ITS News – Sebagai institusi yang menjunjung tinggi Tridharma perguruan tinggi, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) mengembangkan tiga kawasan binaan menjadi area pengembangan riset dan pengabdian masyarakat (abmas) yang disebut Teaching Industry. Gagasan yang dikemukakan Pusat Kajian Kebijakan Publik (PKKP) ITS bidang Bisnis dan Industri ini diresmikan dalam webinar LIVE LAB (Menuju Teaching Industry) secara virtual, Sabtu (29/5) lalu.

Area pengembangan riset dan abmas yang disebut Teaching Industry ini merupakan hasil kolaborasi antara tiga desa yaitu Desa Ngingas di Sidoarjo, Area Model Konservasi Edukasi (AMKE) di Batu, dan Desa Kebontunggul di Mojokerto. Ada tiga bidang keilmuan yang dikembangkan yaitu bidang manufaktur untuk Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) Ngingas, bidang herbal untuk kawasan AMKE Batu, dan bidang smart farming dan circular economic untuk kawasan Kebontunggul Mojokerto.

Wakil Gubernur (Wagub) Jawa Timur Dr H Emil Elestianto Dardak BBus MSc secara khusus menghadiri peresmian Teaching Industry dalam webinar yang diselenggarakan ITS tersebut. Alumnus Ritsumeikan Asia Pasific University ini menyampaikan apresiasi besar terkait gagasan ITS dalam menumbuhkan kawasan binaan. “Saya yakin ITS adalah perguruan tinggi yang sangat inovatif dan berkualitas dan ini adalah kerja sama yang bukan saja baik, tetapi juga mulia,” ungkap Emil.

Baca Juga :  Rektor Ajak Keluarga Besar Universitas Jember Teruskan Semangat Ki Hajar Dewantara

Emil juga percaya bahwa masa depan berada pada desa-desa yang bisa menerapkan teknologi tepat guna dalam mengupayakan potensi desanya. Dengan demikian, laki-laki kelahiran 20 Mei 1984 itu percaya bahwa peluncuran Teaching Industry di tiga desa binaan ini bisa meningkatkan proses pendidikan yang diselenggarakan oleh ITS. “Tidak hanya itu, gagasan ITS juga bisa membangun keunggulan kompetitif Jawa Timur dan Indonesia dalam hal penerapan dan pengaplikasian teknologi,” tuturnya.

ITS Teaching Industry 1
Rektor ITS Prof Dr Ir Mochamad Ashari MEng turut hadir dalam acara peresmian Teaching Industry secara virtual

Turut hadir, Rektor ITS Prof Dr Ir Mochamad Ashari MEng yang memberikan dukungan penuh terhadap adanya penggabungan ketiga kawasan binaan yang kemudian diperkuat fungsinya menjadi live laboratorium. Hal ini merupakan upaya ITS untuk meningkatkan kualitas sarana dan daya dukung sarana riset sekaligus pengabdian baik dari departemen-departemen maupun dari pusat kajian dan pusat penelitian yang ada di ITS. “Kami menyebutnya sebagai laboratorium hidup,” ujar rektor yang biasa disapa Ashari tersebut.

Laki-laki kelahiran Sidoarjo itu juga menerangkan bahwa Teaching Industry bisa mempermudah mahasiswa dan dosen ITS dalam berbagi ilmu pengetahuan, berbagi rekomendasi, dan terjun secara langsung ke dalam masyarakat. “PKKP ITS bidang Industri dan Bisnis menyediakan tiga area untuk live lab ITS yang semuanya berkegiatan dan dilaksanakan oleh masyarakat. Dengan demikian, kawan-kawan ITS dan mahasiswa bisa praktikum di sana,” papar guru besar Teknik Elektro ini.

Baca Juga :  Atlet Panjat Tebing Siap Harumkan Nama Indonesia di ASEAN University Games 2024
Teaching Industry 4
Skenario ke depan Teaching Industry ITS yang dijelaskan oleh Kepala PKKP bidang Bisnis dan Industri ITS Dr Arman Hakim Nasution

Lebih lanjut, sebagaimana yang diinformasikan oleh Kepala PKKP bidang Bisnis dan Industri ITS Dr Arman Hakim Nasution, program Teaching Industry sendiri berawal dari abmas produk PKKP ITS di AMKE Batu. Dengan tema wisata edukasi herbal, sejak tahun 2020 lalu PKKP ITS meningkatkan kualitas abmas produk dengan dukungan penuh dari Perhutani. Selanjutnya pada tahun 2021, abmas produk itu akhirnya diperluas sampai ke Desa Kebontunggul dan Desa Ngingas sehingga menjadi area pengembangan.

Terkait rencana ke depannya, Arman berkata bahwa live laboratorium tadi akan difungsikan sebagai spin off company hasil kerja sama antara ITS dengan kawasan binaan. Dengan demikian, ITS sebagai Perguruan Tinggi Negeri Berbadan Hukum (PTN BH) mampu mendorong pendapatan sekaligus menjadikan kawasan binaan sebagai media untuk seluruh bagian dari sivitas akademika dalam memahami pendidikan sociopreneur.

Adanya area pengembangan riset dengan tiga variasi keilmuan ini didorong untuk membawa kebermanfaatan bagi departemen-departemen maupun pusat kajian dan penelitian yang relevan di ITS. Ke depannya, ITS mengupayakan Teaching Industry menjadi potensi untuk tumbuh dari research university menjadi innovative university agar semua potensi ITS yang relevan dengan ketiga tema tadi bisa dimanfaatkan untuk berkreasi dan berinovasi. (HUMAS ITS)

Sumber : its.ac.id/news