Pentingnya Critical Thinking dan Problem Solving bagi Duta Mengajar

Kamis (18/03/2021) – Mengajar dapat meningkatkan karakter dan kompetensi dengan komunikasi kolaborasi maupun kreativitas. Tantangan-tantangan peradaban diberikan kepada mahasiswa untuk ikut ambil bagian dan jadi prioritas nasional, dengan berfokus pada daerah-daerah 3T yang memang masih memerlukan sentuhan maupun bimbingan terkhusus nantinya oleh mahasiswa yang diharapkan bisa memberikan bantuan yang luar biasa dan dibutuhkan untuk meningkatkan mimpi anak sekolah dasar supaya semangat belajar demi la hit ya pemimpin yang berasal dari daerah-daerah yang terpencil. Artinya, semangat dan bekal yang sekarang diperoleh oleh mahasiswa harus diamalkan juga kepada siswa-siswa tempat mahasiswa mengajar.

Direktur Pembelajaran dan Kemahasiswaan Aris dalam penyampaiannya beliau memotivasi para mahasiswa untuk meningkatkan softskill maupun lifeskillnya, karena nantinya para mahasiswa ini yang akan menjadi sosok yang mengatur negara ini di kemudian hari.

“Apabila para mahasiswa dan kampus dari salah satu kebijakan 8 aktivitas program kampus merdeka ini terselenggara, maka akan mendorong pengalaman anda menjadi SDM yang unggul sehingga Indonesia lebih maju lagi. Saya sangat berharap dari sekitar lima belas ribu, angkatan yang pertama ini betul-betul punya pengalaman yang luar biasa dalam menginspirasi dalam bekerja sama dengan guru di sekolah”, ujarnya.

Baca Juga :  ISI Yogyakarta Gelar Pelatihan Softskill “Langkah Pasti Raih Prestasi”, Guna Mencetak Job Creator

Diharapkan mahasiswa dapat menularkan pengalaman dan pembelajarannya di daerah hingga betul-betul nanti Indonesia bisa maju, dan dari sinilah kita bangun menjadi satu ekosistem sehingga nantinya kampus dapat melahirkan SDM yang unggul.

“Kampus mengajar ini terfokus ke sekolah dasar terutama di daerah 3T yang di dalam sosialisasi kemarin sudah disampaikan, demi mengasah jiwa leadership kemudian untuk berkontribusi menjadi agen perubahan dan mendapatkan pengakuan konvensi hasil belajar sampai dengan sks”, tambahnya.

Selain dari Kampus Mengajar, sepuluh ribu mahasiswa digerakan untuk melakukan perubahan perilaku melalui KKN tematik. Lalu juga melakukan program relawan mahasiswa kesehatan yang kita sebar untuk membantu dan mengedukasi masyarakat melalui komunikasi informasi edukasi.

Aris Junaidi berpesan, “Saya titip juga kepada adik-adik mahasiswa, kalau bisa berikan edukasi juga untuk perubahan perilaku masyarakat mengenai protokol kesehatan mulai menggunakan masker, mencuci tangan, menjaga jarak, karena ini penting sekali demi kesadaran anak-anak sekolah maupun di lingkungannya.”

Pada pembekalan hari keempat, turut hadir Elmanik Musfiko Hendro dari Pusat Data dan Informasi Kemendikbud. “Kerja sama antar sektor pendidikan, sektor sosial ekonomi, sektor kesehatan harus selalu dibangun demi lahirnya tunas bangsa yang diinginkan”, ujarnya.

Baca Juga :  Usia 20 Tahun, Qonita Jadi Wisudawan Termuda di Wisuda ke-128 ITS

Dalam penyampaiannya, dirinya juga menjelaskan mengenai DAPODIK (Data Pokok Pendidikan). “Nanti di sekolah itu ada namanya operator sekolah yang mengelola dapodik sekolahnya. Oleh karena itu, mahasiswa pun harus dapat mengerti dan membantu dalam segi administratif sekolah sesuai penempatan,” pesannya.

Kolaborasi harus dilakukan mahasiswa dengan Guru. Nantinya para mahasiswa dibekali buku saku yang bisa dijadikan sebagai acuan pembelajaran untuk diterapkan. Seperti contoh-contoh aktivitas pembelajaran di sana bagi mahasiswa yang mungkin dari luar Prodi pendidikan, supaya bisa mendapat inspirasi dari buku saku tersebut.
Selanjutnya dalam pembekalan kali ini, turut hadir Psikolog Pendidikan sekaligus Praktisi Pendidikan Ibrena Merry Sella Purba. Dengan penyampaian materi mengenai aspek kognitif, moral, dan sosial-emosi.
(YH/DZI/FH/DH/NH/AK)

Humas Ditjen Dikti
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

Laman : www.dikti.kemdikbud.go.id
FB Fanpage : @ditjen.dikti
Instagram : @ditjen.dikti
Twitter : @ditjendikti
Youtube : Ditjen Dikti
E-Magz Google Play : G-Magz