close

Cara Mahasiswa STIA Pembangunan Tekan Angka Stunting

Jember, 27 Desember 2021 – Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata Tematik (KKNT) Kampus Sekolah Tinggi Ilmu Administrasi (STIA) Pembangunan Jember latih kader Posyandu dan Rumah Desa Sehat (RDS) memproduksi stik daun kelor. Pelatihan pembuatan camilan sehat anti stunting ini diberikan kepada para kader Posyandu dan ibu-ibu desa Kertonegoro Kecamatan Jenggawah Kabupaten Jember, di balai desa Kertonegoro, (27/12).

Rohim, selaku dosen pembimbing mengatakan, kegiatan ini dilakukan untuk memberikan edukasi kepada para kader Posyandu dan ibu-ibu setempat dalam memproduksi makanan sehat kaya gizi. Karena menurutnya selama ini masyarakat desa masih beranggapan bahwa makanan sehat identik dengan harga yang mahal.

“Padahal jika kita mau jeli banyak bahan-bahan disekitar kita yang bisa dijadikan makanan enak dan bernilai bergizi tinggi. Contoh daun kelor misalnya, bisa dijadikan bahan baku dalam pembuatan makanan ringan seperti halnya stik kelor atau istilah setempat dikenal dengan nama ladrang,” ujar Rohim saat dihubungi melalui sambungan telepon.

Baca Juga :  Pertukaran Mahasiswa Tata Kelola Seni ISI Yogyakarta dengan Ilmu Sejarah FIB UGM

Menurut Rohim, dengan sedikit kreatifitas bahan-bahan yang sederhana yang ada disekitar rumah warga dapat menjadi makanan ringan yang disukai anak-anak. Selain itu menurutnya, produksi camilan sendiri di rumah dapat merubah pola kebiasan jajan pada anak-anak.

“Dari pada anak-anak jajan diluar dengan makanan yang tidak jelas kan lebih baik dibuatin di rumah. Kebersihannya jelas, kesehatannya juga jelas dan yang pasti lebih hemat dan bergizi,” imbuh Rohim.

Rohim mengatakan, kader Posyandu dan RDS berperan penting di dalam memberikan edukasi kepada masyarakat khususnya ibu-ibu desa. Oleh karena itu menurutnya, mereka harus dibekali dengan keterampilan dalam mengurai persoalan stunting.

“Setelah mengikuti pelatihan ini seluruh peserta kami minta untuk menularkan kepada ibu-ibu tempat mereka masing-masing. Sehingga dengan begitu harapan kami dapat mencegah terjadinya gizi buruk pada bayi,” pungkas Rohim.

Baca Juga :  Masuk Masa Akademik Baru, plt. Dirjen Dikti Minta Kampus Tetap Patuhi Protokol Kesehatan

Sementara itu Susanti salah satu kader Posyandu dari dusun Kertonegoro Selatan mengaku sangat senang dengan adanya pelatihan pembuatan camilan daun kelor ini. Karena menurutnya, kebiasaan jajan makanan yang tidak sehat dapat berdampak buruk bagi kesehatan dan perkembangan anak-anak.

“Pelatihan ini sangat bermanfaat sekali. Dari pada anak-anak dibiarkan jajan makanan diluar yang tidak sehat lebih baik dibuatkan sendiri di rumah saja. Alat dan bahannya juga tidak sulit kok hampir semua tersedia di dapur pada umumnya,” kata Susanti.