close

IPB University dan Universitas Pakuan Gelar Diskusi Komunikasi, Etos Kerja dan Komitmen

“Komunikasi interpersonal, etos kerja dan komitmen profesional adalah softskill yang sangat penting dimiliki baik bagi dosen, pegawai, mahasiswa, seluruh tenaga pendidik dan lainnya yang ada di perguruan tinggi. Jadi pintar atau pandai saja tidak cukup jika tidak dilengkapi dengan penguasaan softskill termasuk bekerja dalam tim dan attitude yang baik. Dalam peningkatan pelayanan di perguruan tinggi, dengan seluruh stakeholdernya, Sumberdaya Manusia (SDM)nya harus punya soft skill yang baik,” ujar Prof Agus Purwito, Wakil Dekan bidang Sumberdaya, Perencanaan dan Keuangan IPB University dalam Webinar Pendidikan “Pengembangan Komunikasi Interpersonal, Etos Kerja dan Komitmen Profesional Dalam Upaya Peningkatan Kualitas Layanan untuk Mendukung Implementasi Kampus Merdeka”, (27/3).

Kegiatan yang diinisiasi oleh Suratni SE, MM selaku Asisten Direktur Perencanaan dan Informasi Pendidikan, IPB University ini terselenggara berkat kerjasama dengan Program Studi Doktor Manajemen Pendidikan Universitas Pakuan, Bogor. Suratni kini sedang menempuh pendidikan doktoral di Unpak, Bogor.

Menurut Prof Agus, di era revolusi industri 4.0 ini, dalam penyelenggaraan pendidikan Perguruan Tinggi Negeri (PTN) telah dan akan terus memanfaatkan teknologi yang berkaitan dengan internet big data dan Artificial Intelligence (AI). Sehingga banyak pekerjaan administrasi di PTN yang dilakukan secara otomatisasi.

Baca Juga :  Dirjen Dikti Sosialisasikan Kompetisi Kampus Merdeka di Rakorda LLDikti III

“Banyak pekerjaan yang sudah tidak dibutuhkan lagi karena adanya teknologi. Dalam Merdeka Belajar Kampus Merdeka, yang diperlukan oleh mahasiswa adalah penguasaan softskill seperti complex problem solving, critical thinking, creativity, people management, coordinating with others, emotional intelligent, service orientation, negotiation, cognitive ability dan lain-lain. Oleh karena itu tema yang diangkat pada webinar ini adalah sangat penting, tak hanya untuk peserta didik tapi dosen-dosen juga. Tujuannya agar bisa melahirkan lulusan dan riset-riset yang unggul, agar terus bisa menyesuaikan dengan segala perubahan dan tidak mudah tergerus oleh jaman,” tutur Prof Agus dalam sambutannya.

Webinar ini menghadirkan dua narasumber yakni Prof Didik Notosudjono selaku Wakil Rektor III Bidang Riset, Inovasi dan Kemitraan Universitas Pakuan (Unpak) dan Dr Heti Mulyati selaku Direktur Sumber Daya Manusia (SDM) IPB University.

Strategi peningkatan komunikasi interpersonal, menurut Prof Didik merupakan kunci dari suksesnya suatu organisasi yang baik dan maju. Komunikasi bisa berkualitas jika menimbulkan sifat positif.  “Indikator dalam pola komunikasi, terdapat dalam Al-Qur’an surah Ar-Rahman ayat empat, terkait dengan pandai berbicara. Rasulullah menerangkan bahwa ada beberapa poin yang menjadi indikator dari kesuksesan komunikasi. Di antaranya komunikasi verbal atau lemah lembut, komunikasi fisik berjabat tangan dan lainnya, komunikasi emosional bisa mengendalikan emosinya. Sedangkan menurut Owen Hargie, komunikasi interpersonal memiliki dua indikator yakni proses dalam menyampaikan maksa dan proses dalam memperhatikan mempertimbangkan perasaan,” tuturnya.

Baca Juga :  UGM Bersiap Selenggarakan PTM Terkendali

Sementara Dr Heti Mulyati dalam materinya yang berjudul Agile Service and Agile Quality dalam mendukung Implementasi Kampus Merdeka, menjelaskan bahwa kemampuan individu dan interaksi komunikasi menjadi hal yang sangat penting dalam agile learner, ilmu teknologi dan customer collaboration. Agar dapat merespon perubahan yang ada maka kita harus mempunyai tools yang sudah dipersiapkan, jadi secara detail sudah dipahami dan dikupas betul. Sekarang ini adalah era data, informasi dan knowledge, maka dokumentasi yang komprehensif ini sangat penting dan perlu dipersiapkan. Dalam contract negotiation harus ada dokumen yang resmi, untuk dapat menindak lanjuti rencana yang telah dibuat. Terkait dengan peng-administrasi-an dan akademik yang excellent service, kita mulai dari hal yang kecil (dari sendiri dan mulai saat ini), keep moving dan perubahan mindset dari fix mindset jadi growth mindset,” ujarnya.