close

Mahasiswa UGM Teliti Alternatif Zat Tambahan Pakan dari Ekstrak Daun Tapak Liman

Tim mahasiswa UGM meneliti nanoemulsi ekstrak daun tapak liman (Elephantopus scaber L.) sebagai alternatif Antibiotic Growth Promoters (AGP) yang aman pada produksi ayam broiler.

Penggunaan AGP sendiri telah dilarang oleh pemerintah karena menimbulkan dampak negatif seperti resistensi antibiotik.

“Karena pelarangan ini banyak sekali peternak yang mengalami penurunan produktivitas ternak yang semula 90% turun hingga angka 40%. Berdasarkan urgensi inilah maka kami mencari alternatif tambahan pakan dari bahan alami yang memiliki mekanisme zat aktif yang hampir sama,” tutur Nuril Qolbi Safitri, mahasiswa Fakultas Kedokteran Hewan.

Penelitian yang merupakan bagian dari Program Kreativitas Mahasiswa ini dilakukan oleh 5 mahasiswa, yaitu Nuril, Joe Fathi Raftami, Annisa Amallia Zahra dari Fakultas Kedokteran Hewan, Sanubari Indah Puteri Rahmani dari Fakultas Farmasi, dan Nisrina Firdha Nabila dari Fakultas MIPA, dengan dosen pendamping drh. Anggi Muhtar Pratama, M.Sc..

Baca Juga :  Tim Sapuangin ITS Juara 3 Dunia pada Shell Eco-Marathon 2023

Nuril memaparkan, AGP merupakan zat tambahan pakan atau feed additive yang sering diberikan pada ayam broiler untuk mengeliminasi bakteri merugikan saluran pencernaan. Akan tetapi, dalam penggunaannya AGP dapat menimbulkan banyak kerugian karena memicu timbulnya resistensi mikroba terhadap berbagai jenis antibiotik.

Resistensi antibiotik sendiri adalah kondisi dimana bakteri di dalam tubuh tidak dapat dibunuh menggunakan antibiotik sehingga dapat mengancam kemampuan tubuh dalam melawan penyakit infeksi.

Penelitian kandidat pengganti AGP dilakukan menggunakan daun tapak liman karena mengandung bahan aktif flavonoid dan saponin yang memiliki sifat anti bakteri.

Pembuatan nanoemulsi dilakukan dengan ekstraksi daun tapak liman, dan selanjutnya ekstrak tersebut ditambahkan dengan bahan lainnya untuk membuat sediaan emulsi. Sediaan emulsi ini kemudian diproses hingga menjadi homogen dan menghasilkan partikel berukuran nano. Nanoemulsi yang sudah terbentuk kemudian dicampurkan dalam minum ayam broiler dalam penggunaannya.

Baca Juga :  ITS Perluas Jangkauan Data Kemaritiman Indonesia melalui AISITS

Sanubari menambahkan bahwa tim ini turut menguji ukuran partikel serta kestabilan nanoemulsi yang digunakan. Hasil pengukuran menunjukkan kestabilan nanoemulsi yang baik. Setelah diuji menggunakan Particle Size Analyzer didapatkan rata-rata ukuran nanopartikel 95,8 nm yang memenuhi syarat ukuran sediaan nanoemulsi dalam rentang 20-200 nm.

“Ukuran nanoemulsi yang kecil digunakan untuk meningkatkan absorpsi zat aktif sediaan pada sel target yaitu usus ayam sehingga harapannya zat aktif tersebut akan lebih mudah terserap”, paparnya.

Dari pengukuran FCR, mortalitas, dan Index Performance diperoleh hasil kelompok pemberian nanoemulsi tapak liman memiliki hasil yang baik karena menunjukkan nilai FCR yang relatif kecil. Nilai FCR yang semakin kecil membuktikan bahwa nanoemulsi tersebut dapat mengoptimalkan efisiensi pakan.

Persentase mortalitas sendiri menunjukkan angka 0% dan berdasarkan pengukuran Index Performance diperoleh hasil terbaik jika dibandingkan dengan kelompok lainnya.