close

Profesor ITS Gagas SPAM Cerdas sebagai Solusi Masalah Air Minum

Guru besar Departemen Teknik Lingkungan ITS Prof Dr Ali Masduqi ST MT saat membacakan orasi ilmiahnya pada prosesi pengukuhannya sebagai Profesor ke-152 ITS

Kampus ITS, ITS News – Dikukuhkan sebagai profesor di Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS), Prof Dr Ali Masduqi ST MT memberikan kontribusi keilmuannya untuk meningkatkan pelayanan air minum yang prima di Indonesia. Dosen Departemen Teknik Lingkungan ITS ini aktif di bidang ilmu rekayasa penyediaan air minum.

Melihat permasalahan air minum yang belum terjamin kelayakannya, guru besar ITS ini terus berinovasi menghasilkan karya yang dapat diimplementasikan untuk mewujudkan smart city. Hal tersebut dituangkan dalam orasi ilmiahnya saat pengukuhan profesor yang bertajuk Implementasi Smart Water Supply Systems untuk Meningkatkan Pelayanan Air Minum yang Prima.

Melalui implementasi Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) cerdas, penyediaan air minum melalui jaringan perpipaan akan menghasilkan air yang aman dengan proses yang efisien. Implementasi SPAM cerdas tersebut meliputi smart raw water monitoring, smart water treatment, smart water network, zona air minum prima dalam DMA, dan smart metering. “Pemantauan dan pelaporan kualitas air baku secara real time akan memperoleh hasil terbaik dengan waktu sesingkat-singkatnya,” ujar dosen kelahiran Mojokerto, 28 Januari 1968 itu.

Baca Juga :  Rektor Resmikan Penggunaan MIC UGM Sebagai Selter Pasien Covid-19
Prof Dr Ali Masduqi ST MT (kiri) saat melakukan survei air baku di Kabupaten Berau, Kalimantan Timur

Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) sebagai institusi tunggal di suatu kota dalam menyediakan layanan air minum, memiliki peluang besar menerapkan SPAM cerdas. Kendati demikian, prasarana dan sarana air minum milik PDAM harus dibenahi terlebih dahulu sebelum SPAM cerdas benar-benar diterapkan. “Jika SPAM cerdas diterapkan, akan banyak kebermanfaatan yang dirasakan mulai dari peningkatan layanan pelanggan hingga pengurangan biaya pemeliharan,” terang ayah tiga anak ini.

Lebih lanjut, menurut Ali, implementasi SPAM akan menyelamatkan air yang hilang sekaligus meningkatkan pendapatan PDAM. Kemudian, hasil efisiensi energi dan penyesuaian bahan kimia akan diperoleh kualitas air yang terjamin dengan harga terjangkau. Nantinya, dana yang diperoleh dari hasil efisiensi dapat dialokasikan sebagai peningkatan pelayanan kepada masyarakat.

Tampilan unit Cascade untuk menurunkan kadar besi dalam air sebagai upaya penyesuaian bahan kimia pada air

Terlepas dari keunggulan SPAM, lanjut Ali, sebelum diterapkan semestinya dilakukan analisis finansial terlebih dahulu. Pentingnya melakukan analisis kelayakan investasi terlebih dahulu karena SPAM cerdas memerlukan biaya yang cukup besar. Analisis tersebut akan membandingkan total biaya dengan keuntungan yang diperoleh dari penerapan SPAM cerdas. “Sehingga dapat mewujudkan PDAM sebagai perusahaan yang memproduksi air layak minum langsung dari kran,” tandas suami dari Tiyayah SAg itu.

Baca Juga :  ITS Luncurkan Inclinometer, Alat Pengukur Kemiringan Tanah untuk Industri
Instalasi Pengelolaan Air (IPA) Kayoon PDAM Surabaya untuk kajian evaluasi dan pengoperasian kembali Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM)

Memperkenalkan SPAM cerdas di negara berkembang akan menjadi tantangan tersendiri, terutama pada sumber daya manusia (SDM) dan teknologi yang terbatas. Implementasi SPAM yang andal merupakan masalah mendesak di negara berkembang yang perlu ditangani dengan mempertimbangkan masalah sosial, ekonomi, dan lingkungan. “Oleh karena itu, PDAM harus memiliki rencana strategis dan aksi nyata untuk melayani mayarakat demi kesehatan dan kesejahteraan bangsa,” pesan alumnus ITS tersebut.

Hasil penelitian penentuan titik pemantauan secara online pengaliran air di sepanjang Sungai Bengawan Solo wilayah Jawa Tengah

Tak hanya membagikan ilmu di kampus, profesor ke-152 ITS ini juga aktif berbagi di laman Youtube. Ali sering membagikan edukasi lingkungan dan dakwah. Ali memadupadankan lingkungan dalam perspektif Islam, pada beberapa kesempatan mengisi khutbah jamaah dan video dakwah dengan berbagi kecintaan lingkungan dalam perspektif Islam. “Gelar profesor yang saya dapatkan sekarang merupakan amanah untuk memberi manfaat lebih besar pada masyarakat,” tuturnya. (HUMAS ITS)