close

KKN ITS Ajak Dorong Pariwisata Berbasis Storytelling di Lombok

Kampus ITS, ITS News – Keindahan alam Pulau Lombok memang menjadi daya tarik yang tak terbantahkan. Meningkatkan sektor pariwisatanya, tim Kuliah Kerja Nyata (KKN) Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) mengajak masyarakat untuk mempromosikan keindahan daerah mereka melalui pendekatan cerita atau storytelling

Ketua tim KKN, I Gusti Agung Jaya Hiswara dan dua rekan timnya menemukan bahwa destinasi wisata di Lombok cenderung baru mengandalkan keindahan alamnya. Padahal, profesor di Griffith University Australia, Noel Scott menyebutkan bahwa wisatawan akan memiliki ketertarikan lebih kepada objek wisata yang memiliki penceritaan. 

Menurut Scott, wisatawan akan lebih antusias dengan objek wisata yang melibatkan mereka dalam setiap kegiatan, bukan hanya sebagai penonton. Ia melanjutkan, beberapa negara sudah banyak mengimplementasikan pendekatan objek wisata berbasis storytelling. “Dengan mengolah wisata berbasis storytelling dengan narasi yang tepat dapat memaksimalkan pengalaman wisatawan,” ujarnya.

Baca Juga :  Festival Hari Buku Nasional Sukses Diselenggarakan, Resmi Ditutup Wagub Banten
Peserta saat mengikuti lokakarya storytelling untuk turis di Sekolah Tinggi Pariwisata Mataram (STP)

Sependapat dengan Scott, Dr Made Suyasa MHum, menguraikan jika unsur-unsur budaya di Lombok berpotensi untuk berkembang lebih lanjut. “Unsur-unsur ini mencakup sistem kepercayaan, organisasi kemasyarakatan, pengetahuan, bahasa, kesenian, mata pencaharian, peralatan, dan teknologi,” sebutnya dalam lokakarya oleh tim KKN ITS. 

Tim KKN ITS bersama guru besar Griffith University Australia, Prof Noel Scott

Agung menyampaikan, 58 peserta lokakarya Desa Sesaot, Selong Belanak, Meninting, Gegutu Reban, Sekarbela, dan Pringgasela ini langsung mempraktikkan materi dengan menyusun naskah cerita. Penyusunan naskah terdiri dari pembuatan naskah dan storyboard. Pada akhir acara, peserta diminta untuk mempresentasikan naskah yang telah mereka susun. “Hasil presentasi mereka mendapat evaluasi langsung oleh Scott dan beberapa pakar pariwisata lainnya” jelasnya. (HUMAS ITS).

Baca Juga :  Zona Integritas diantara Gebyar Seremoni dan Tantangan Substansi