KKN ITS Bantu Tingkatkan Kualitas Air Telaga
Tim KKN melakukan pemantauan kondisi air telaga yang digunakan untuk kebutuhan sehari-hari masyarakat Desa Setrohadi
Kampus ITS, ITS News – Sulitnya akses air bersih masih menjadi persoalan pelik masyarakat. Terlebih jika sumber mata air pengganti yang dimanfaatkan masih tidak layak guna. Beranjak dari hal tersebut, tim Kuliah Kerja Nyata (KKN) Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) berkontribusi untuk mengolah air telaga menjadi sumber air bersih.
Desa Setrohadi, Kecamatan Duduk Sampeyan, Kabupaten Gresik mengandalkan air telaga yang dekat dengan laut serta terhubung dengan anak Sungai Bengawan Solo. Salah satu anggota KKN, Cecillia Angela Tamba mengatakan bahwa air tersebut memiliki karakteristik yang tidak layak digunakan untuk kebutuhan sehari-hari. “Air tersebut bersifat payau, keruh, berwarna kehijauan, dan berbau,” terang Cecil.
Untuk mengatasi hal tersebut, tim KKN yang terdiri dari 19 mahasiswa Departemen Kimia ITS ini membuat reaktor pengolahan air dengan mengombinasikan sistem aerasi dan filtrasi aliran ke atas atau upflow. Cecil menyampaikan, tahap pengolahan air ini diawali dengan melakukan aerasi, yakni penambahan oksigen ke dalam air untuk mengurangi bau air. Setelah itu, pengolahan air dilanjutkan dengan proses filtrasi ke dalam reaktor.
Lebih lanjut, Cecil menjelaskan bahwa filtrasi dilakukan memanfaatkan beberapa bahan filter antara lain saringan pasir cepat, filter mangan, filter zeolite, filter karbon aktif, dan jaring paranet. Digunakan pula dua bahan yang menjadi kunci penjernihan air, yakni pasir silika dan karbon. Pasir silika dipilih untuk menghilangkan padatan dan kotoran dari air, sedangkan karbon berfungsi sebagai bahan penyerap zat-zat yang mengkontaminasi air.
Setelah tahap filtrasi, air telaga yang telah diolah perlu diuji di laboratorium. Cecil menerangkan, pengujian tersebut bertujuan untuk menyesuaikan antara kualitas air yang sudah diolah dengan parameter standar kualitas air di wilayah Gresik. “Seperti pH air, kadar klorin, hingga pengecekan jumlah partikel terlarut atau Total Dissolved Solids (TDS),” papar mahasiswi asal Solo ini.
Dari hasil kontribusi Cecil dan tim, ia berharap program pengolahan air telaga ini dapat membantu kebutuhan masyarakat akan pemenuhan air bersih yang layak. Selain itu, mahasiswi kelahiran 2004 ini yakin bahwa KKN ini dapat menambah ilmu, pengalaman, serta rasa ingin tahu timnya. “Ke depannya, kami dapat melakukan pengolahan air dengan metode yang lebih efektif dan tepat guna di daerah lain,” pungkasnya. (HUMAS ITS)