close

Profesor Perempuan Pertama Teknik Mesin ITS Kembangkan Peredam Getaran

Prof Dr Wiwiek Hendrowati ST MT saat menyampaikan orasi ilmiahnya mengenai rekayasa peredam getaran dinamis pada boring bar untuk keakurasian dan kepresisian di industri manufaktur

Kampus ITS, ITS News — Dalam industri manufaktur, akurasi dan kepresisian merupakan salah satu aspek yang penting. Kebutuhan tersebut mendorong Guru Besar (Gubes) ke-180 Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Prof Dr Wiwiek Hendrowati ST MT untuk mengembangkan peredam getaran dinamis pada boring bar agar menghasilkan akurasi yang lebih tinggi.

Wiwiek menjelaskan bahwa dalam beberapa kondisi, proses pembuatan suatu benda membutuhkan boring bar yang memiliki ukuran yang panjang dan diameter yang kecil. Dengan ukuran tersebut, boring bar cenderung memiliki tingkat kekakuan yang kecil, sehingga rentan melendut dan menimbulkan getaran yang besar. “Getaran ini akan membuat ukuran dari lubang yang ingin dibuat menjadi tidak akurat,” jelasnya.

Oleh karena itu, profesor perempuan pertama dari Departemen Teknik Mesin ITS ini meneliti Dynamic Vibration Absorber (DVA) yang mampu mengambil energi getaran pada boring bar, sehingga mampu memperkecil getaran. Cara kerjanya adalah dengan memberikan massa terhadap benda yang bergetar. Antara benda dengan massa ini nantinya dapat diberikan gaya pegas yang bertugas untuk meredam getaran yang ada.

Baca Juga :  Dihqon Naadamist, Alumnus IPB University yang Bercita-cita Sekolahkan 1000 Anak Lewat Cleansheet

Dalam penelitiannya, perempuan kelahiran Madiun, 12 April 1970 ini mendesain tiga DVA yang berbeda. Ketiga DVA tersebut adalah Ring Rubber Mass DVA, Spherical Rubber DVA, dan Cone Rubber DVA. “Ketiga desain DVA ini memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-masing,” ungkap lulusan doktor Departemen Teknik Mesin ITS ini.

Prof Dr Wiwiek Hendrowati ST MT menjelaskan proses pemotongan pada boring bar dengan DVA

Desain pertama, Ring Rubber Mass DVA terdiri dari massa dan ring rubber yang dipasang pada ujung boring bar. Kelebihan dari jenis ini adalah kemudahannya untuk dibuat dan dapat diganti dengan lebih mudah karena dipasang di bagian luar. “Tetapi, jenis DVA ini tidak mampu meredam getaran dari arah axial, hanya bisa dari arah vertikal dan horizontal,” terang dosen yang juga alumnus S2 Departemen Teknik Mesin ITS tersebut.

Desain kedua, Spherical Rubber DVA terdiri dari massa berbentuk bola dan rubber yang dipasang di bagian dalam boring bar. Hal inilah yang menjadi kekurangan dari jenis DVA ini, sebab proses lepas pasangnya tidak semudah Ring Rubber Mass DVA. Selain itu, bentuk bola sempurna yang dibutuhkan pada desain ini juga sulit untuk dibuat. Akan tetapi, hal yang menjadi kelebihan dari jenis ini adalah kemampuannya dalam meredam getaran dari segala arah, yaitu vertikal, horizontal, dan axial.

Baca Juga :  Dosen ITS dan ITB Berkolaborasi Rancang FEED Proyek Geng North

Desain ketiga adalah Cone Rubber DVA yang merupakan desain yang lebih seimbang dari kedua desain sebelumnya. DVA dengan bentuk massa yang mengerucut ini mampu meredam getaran dari segala arah seperti Spherical Rubber DVA dan tetap dapat dengan mudah untuk dibongkar pasang. “Akan tetapi, peredaman Cone Rubber DVA terhadap getaran dari sumbu axial memang tidak sebaik Spherical Rubber DVA,” tambah ibu satu anak.

Prosesi penyerahan sertifikat kepada Guru Besar ke-180 ITS Prof Dr Wiwiek Hendrowati ST MT (kanan) oleh Ketua Dewan Profesor ITS Prof Dr Ir Imam Robandi MT

Kelebihan lainnya dari DVA yang didesain oleh perempuan berhijab ini adalah harganya yang lebih terjangkau dibanding DVA lainnya. Oleh karena itu, Wiwiek berharap agar hasil penelitiannya ini dapat diaplikasikan dan mampu mengurangi biaya produksi dalam industri manufaktur. “Selain itu, gampangnya pemasangan alat ini juga akan mempersingkat waktu produksi,” tandasnya memastikan. (HUMAS ITS)