close

Riset Rajungan, Dr Hawis Madduppa dan Mahasiswi Bimbingannya Masuk 2 dari 20 Peneliti Dunia dalam Isu Perbaikan Perikanan

Dr Hawis Madduppa Dosen IPB University dari Departemen Ilmu dan Teknologi Kelautan (ITK) Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan (FPIK) IPB University, sekaligus Direktur Eksekutif Asosiasi Pengelolaan Rajungan Indonesia (APRI) mendapatkan sebuah pendanaan dari Marine Stewardship Council dalam program Ocean Stewardship Fund (OSF). Program pendanaan ini diharapkan mampu membantu perikanan rajungan di Pulau Madura Indonesia yang memasuki penilaian MSC Full Assessment pada September 2022 mendatang.

Proyek yang sudah di jalankan sejak tahun 2012 oleh APRI sebagai pelaksana telah memasuki tahap “In-Transition to MSC Full Assessment” yang artinya sebuah langkah baru untuk membangun pengelolaan perikanan rajungan di Indonesia.

Dr Hawis Madduppa mengatakan bahwa program Ocean Stewardship Fund dapat memberi kita kesempatan untuk terus memajukan kelestarian perikanan rajungan serta dapat bekerja sama dengan para ilmuwan untuk melakukan penelitian yang akan mendukung laut yang sehat.

Baca Juga :  Tahun Ini IPB University Berhasil Masuk Top 450 Dunia Versi QS WUR

“Membutuhkan langkah yang tidak mudah untuk selangkah lagi menuju MSC Full Assessment, perbaikan 28 Indikator juga mulai terlihat dengan tidak adanya skor di bawah <60 dan akan terus ditingkatkan,” ujar Ketua Departemen ITK IPB University ini.

Pencapaian lainnya terkait program OSF ini dari pihak IPB University yang senantiasa mendukung pengelolaan perikanan rajungan berkelanjutan bersama APRI adalah Mahasiswi Program Pascasarjana Ilmu Kelautan IPB University bernama Anggini Fuji Astuti  juga mendapatkan penghargaan yang tertulis di halaman situs resmi Marine Stewardship Council dengan topik penelitian “Identifikasi hasil Tangkapan Sampingan (bycatch) menggunakan DNA”di bawah bimbingan Dr Hawis Madduppa. Dalam melakukan penelitian tersebut, Anggini bekerja sama dengan APRI.

Baca Juga :  Bantu Peternak, KKN ITS Kembangkan Aplikasi SITERNAK

APRI akan terus berkolaborasi dengan perguruan tinggi untuk mengembangkan perikanan rajungan di Indonesia. “Penelitian DNA di Indonesia masih cukup terbatas karena minimnya alat dan sampel,” ucap Anggini. Ia menandaskan bahwa dibutuhkan kerjasama dengan organisasi internasional seperti MSC yang dapat membantu menambah keahlian seputar data yang diperlukan untuk perikanan berkelanjutan serta Ocean Stewardship Fund akan membantu memfasilitasi penelitian DNA.

Tahun ini, Dr Hawis dan Anggini Fuji Astuti merupakan 2 dari 20 peneliti terpilih dari seluruh dunia yang berupaya melakukan perbaikan perikanan.

“Terima kasih kami ucapkan kepada Marine Stewardship Council dan IPB University serta seluruh pihak-pihak yang terlibat dalam mengembangkan, menata atau mengelola perikanan rajungan di Indonesia untuk selangkah menuju MSC Full Assessment,” ucap Dr Hawis. (**/Zul)