Wisuda Perdana Joint Degree, Tujuh Mahasiswa ITS Direkrut Shipbuilder Korsel
Kampus ITS ITS News – Untuk menjadi perguruan tinggi bertaraf internasional, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) terus menggencarkan Program Sarjana (S1) Joint Degree dengan berbagai universitas mancanegara sebagai salah satu upaya yang bisa dilakukan. Kali ini, Departemen Teknik Perkapalan ITS berhasil meluluskan 27 wisudawan pertama hasil program joint degree di Mokpo National University (MNU) Korea Selatan, Jumat (19/8).
Berkolaborasi sejak 2017 lalu, Dekan Fakultas Teknologi Kelautan (FTK) ITS Dr Eng Trika Pitana ST MSc menyampaikan, program joint degree antara ITS dengan MNU ini merupakan gagasan dari Departemen Teknik Perkapalan bersama mantan Presiden ke-6 Republik Indonesia Megawati Soekarnoputri dan mantan Menteri Kelautan dan Perikanan pada Kabinet Gotong Royong Prof Dr Ir Rokhmin Dahuri MS.
Menyambut hangat kelulusan wisudawan, Trika menjelaskan bahwa program joint degree tersebut baru resmi dibuka pada 2018 lalu. Oleh karena itu, upacara kelulusan ini merupakan kali pertama bagi Departemen Teknik Perkapalan ITS. “Bahkan ada tujuh wisudawan yang langsung diterima di perusahaan shipbuilding Korea Selatan dan tiga wisudawan mendapat beasiswa magister di MNU,” ungkap Trika bangga.
Adapun ketujuh lulusan yang mendapat pekerjaan di perusahaan shipbuilding Korea Selatan tersebut adalah Muhammad Raihan Septianto, Daffa Athallah Putra, Adinda Zelbie Nabilla, dan Afanin Tahany yang diterima di BOWON M&P Co Ltd. Sedangkan Meidi Azzahra Utoyo diterima di KR Engineering Co Ltd, Anggie Usman Fernandes diterima di YUIL Co Ltd, dan Oliver Khrisna Ramadhany di KHAN.
Alumnus Kobe University Jepang tersebut lantas menyebut tiga orang wisudawan lainnya yang berhasil mendapatkan beasiswa magister di MNU. Ketiganya yakni Adrian Rahmanto Putra, Trinita Laras Puspita Dewandari, dan Mutiara Setyaning Dwityas. “Kesempatan tersebut memperbesar peluang bagi ITS dan departemen untuk semakin meningkatkan internasionalisasi,” tandas dosen Departemen Teknik Sistem Perkapalan itu yang turut mendampingi prosesi wisuda bersama Wakil Rektor IV ITS Bambang Pramujati ST MScEng PhD di Korea Selatan.
Selama mengantar mahasiswa menuju toga kelulusan, Trika bercerita salah satu kendala terbesar yang dihadapi adalah ketika ada proses karantina mahasiswa akibat pandemi Covid-19 dan kendala bahasa. Ke depannya, Trika menginginkan agar mahasiswa yang bergabung dengan program joint degree tersebut juga dapat mempelajari bahasa Korea agar mempermudah proses pendidikan mereka nantinya.
Dalam kesempatan yang sama, Kepala Departemen Teknik Perkapalan ITS Ir Wasis Dwi Aryawan MSc PhD, secara rinci menjelaskan terkait kerja sama ITS dengan MNU. MNU sendiri merupakan salah satu universitas ternama di Korea Selatan yang memiliki peran besar dalam produksi kapal. Oleh karena itu, kerja sama ini menjadi langkah departemen untuk membawa Indonesia menjadi salah satu negara pembuat kapal terbesar di dunia.
Lelaki berkacamata itu juga berkata, ITS dan MNU berfokus pada bidang maritim dan memajukan teknologi kemaritiman. Selain itu, kedua perguruan tinggi tersebut juga menyediakan laboratorium modern sebagai penunjang pendidikan. “Kami juga menyediakan ruang terbuka hijau yang luas untuk mendukung proses pembelajaran secara berkelanjutan,” papar Wasis.
Wasis pun menjelaskan skema program joint degree, di mana mahasiswa akan mendapatkan dua gelar sekaligus yakni Sarjana Teknik (ST) dari ITS dan Bachelor of Engineering (BEng) dari MNU. Sementara itu, kurikulum yang dilaksanakan berupa tiga tahun berkuliah di ITS dan satu tahun menuntaskan pendidikan di MNU dengan 145 satuan kredit semester (SKS). “Porsinya adalah 83 SKS di ITS dan 62 SKS di MNU,” sambung alumnus Newcastle University, Inggris itu.
Melihat peluang yang besar, Wasis pun berharap agar lulusan nantinya bisa memberikan warna di industri perkapalan nasional dan menerapkan ilmu yang mereka pelajari selama di Korea Selatan. Lebih jauh, Departemen Teknik Perkapalan ITS juga akan mengembangkan program yang lebih luas seperti joint degree untuk program magister. Tidak hanya itu, departemen turut mendukung welding training center untuk menghasilkan juru las atau welder berkualitas internasional nantinya. (HUMAS ITS)