close

ITS Resmikan Galangan Kapal Asmat

(dari kiri) Uskup Agats MGR Aloysius Murwito, Wakil Rektor IV Bambang Pramujati ST MSc Eng PhD, Mensos Dr Ir Hj Tri Rismaharini MT, Dekan Fakultas Teknologi Kelautan (FTK) ITS Dr Eng Trika Pitana ST MSc, dan Bupati Asmat Elisa Kambu SSos pada proses peresmian kapal asmat

Kampus ITS, ITS News — Kemaritiman menjadi aspek penting bagi Indonesia. Memaksimalkan potensi laut di negeri kepulauan terbesar tersebut, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) dan Kementerian Sosial (Kemensos) Republik Indonesia meresmikan galangan kapal di Kabupaten Asmat, Papua Selatan, Kamis (1/6). 

Perhelatan tersebut dihadiri Kemensos RI, Dr Ir Hj Tri Rismaharini MT, Wakil Rektor IV ITS, Bambang Pramujati ST MSc Eng PhD, dan Dekan Fakultas Teknologi Kelautan (FTK) ITS, Dr Eng Trika Pitana ST MSc. Sebanyak 27 kapal long boat yang diberi nama Bangkits Cenderawasih resmi diluncurkan pada perairan Agats, Kabupaten Asmat, melalui Keuskupan Agats.

Kepala Departemen Teknik Perkapalan ITS, Ir Wasis Dwi Aryawan MSc PhD, mengungkapkan bahwa Bangkits Cenderawasih lahir dari suara masyarakat Papua kepada Mensos Risma. Wasis berujar, masyarakat Asmat berharap adanya dukungan moda mobilisasi bagi kehidupan mereka yang hampir sepenuhnya dilakukan di perairan.

Baca Juga :  ITS Resmikan Kantor Study in Japan, Perluas Peluang Studi ke Jepang

Mendengar asa tersebut, Risma dan ITS akhirnya berkonsolidasi untuk mengadakan pelatihan pembuatan kapal bagi masyarakat Asmat. Rangkaian program ini telah berjalan sejak tahun 2022 dengan mengundang para saudara dari Papua ke ITS. Wasis menekankan, kali ini ITS berperan sebatas pendidik dan fasilitator. “Hal ini dilakukan agar masyarakat Asmat mampu membuat dan mengolah kapal sendiri nantinya,” ungkap Dosen Mata Kuliah Desain Kapal tersebut.

Peluncuran 27 Kapal Bangkits Cenderawasih pada Peresmian Galangan Kapal Asmat

Pada pelatihan tersebut, masyarakat Asmat dibimbing dan diarahkan untuk membuat kapal long boat berbahan fiberglass. Kapal fiber tersebut memiliki panjang 9,20 meter, lebar 1,75 meter, tinggi satu meter, dan lambung kapal sepanjang 0,45 meter. Dirancang untuk menjungang aktivitas sehari-hari masyarakat Asmat, moda transportasi laut ini disertai daya kerja setara 40 tenaga kuda. 

Tidak hanya membangun kapal, masyarakat Asmat juga diarahkan oleh ITS untuk membuat tempat khusus reparasi kapal. Tempat reparasi kapal tersebut dibuat lantaran banyak kapal rusak yang tak terpakai dan terbengkalai begitu saja. “Padahal, kapal-kapal tersebut masih sangat berpotensi untuk digunakan,” tambah lelaki berkacamata itu.

Baca Juga :  Mahasiswa IPB University Mendapat Insight Terkait Konsep Bio-Village Sebagai Aksi Konservasi Terintegrasi Lahan Gambut

Hal yang sama pun diungkapkan oleh Wakil Rektor IV ITS. Lelaki yang kerap disapa Bambang tersebut juga menyayangkan potensi Asmat yang belum dimanfaatkan secara maksimal. Oleh karena itu, ia sangat mendukung secara penuh program kolaborasi yang dicetuskan oleh Kemensos ini. “Saya turut bangga melihat para saudara dari Papua bisa memproduksi kapal mereka secara mandiri,” ucapnya.

Ia melanjutkan, peresmian yang dihelat bertepatan dengan Hari Lahir Pancasila ini mendapat respons yang baik dari masyarakat Asmat dan Risma selaku Mensos. Melalui Uskup, masyarakat Asmat menghaturkan rasa terima kasihnya kepada ITS atas terealisasinya program ini. “Mewakili ITS, saya harap kami bisa terus memberi kebermanfaatan dan bisa menyambangi daerah lainnya,” pungkas Bambang. (HUMAS ITS)