close

Terbanyak Didanai, ITS Berhasil Loloskan Tujuh Tim di KBMI 2020

Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) terus berupaya menumbuhkan jiwa kewirausahaan dan ekosistem wirausaha di lingkungan ITS. Hasilnya bisa dilihat dengan lolosnya tujuh tim dari ITS dalam program Kegiatan Bisnis Manajemen Mahasiswa Indonesia (KBMI) yang diselenggarakan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud) RI melalui Direktorat Pembelajaran dan Kemahasiswaan.

Arief Abdurrakhman ST MT, Kepala Subdirektorat Pengembangan Kewirausahaan dan Karir Direktorat Kemahasiswaan ITS mengungkapkan, KBMI ini adalah program unggulan yang sudah berjalan mulai tahun 2017 dengan nama awal Kompetisi Bisnis Mahasiswa Indonesia.

Menurut Arief, KBMI ini sendiri merupakan sebuah manifestasi dari prinsip Kampus Merdeka. Bertujuan untuk menumbuhkan jiwa dan kemampuan wirausaha mahasiswa di Indonesia. “Agar bisa bersaing secara global dengan mengoptimalkan kompetensi nasional,” imbuhnya.

Untuk KBMI 2020, ungkap Arief, ITS mengirimkan sebanyak 10 proposal usaha, di mana ini adalah kuota maksimal pengajuan. Proposal yang dikirim merupakan hasil terbaik dari seleksi internal yang dilakukan oleh tim kewirausahaan ITS. Dari total 30 tim yang mengajukan judul, kemudian dipilih 10 tim terbaik yang maju ke KBMI.

Dari 10 tim yang berkompetisi, total ada tujuh judul proposal dari ITS yang berhasil lolos untuk didanai. Ketujuh judul yang lolos adalah (1) Venra, Startup Digital Penyedia Solusi Bisnis Melalui Pendekatan Teknologi Guna Dukung UKM Menuju Era Revolusi Industri 4.0; (2) Use IT: Platform Bisnis Jual Beli Limbah guna Memfasilitasi Industri untuk Mengolah Limbah; (3) DAVE.ID: Online Marketplace Fesyen Muslimah Bermotif Kebudayaan Global dengan Fitur Product Customization; (4) “JAVA DRONE” Pemetaan 2 Dimensi dan 3 Dimensi sebagai Bisnis Penyedia Layanan Geospasial di Indonesia; (5) BUMI IBOE; (6) Scammics: Keramik Ramah Lingkungan dari Limbah Cangkang Kerang Hijau dan Tongkol Jagung; dan (7) Hermill: Pakan Ternak Berbasis Maggot Black Soldier Fly yang Ramah Lingkungan, Kualitas Terjamin, dan Harga Ekonomis.

Baca Juga :  Plt.Dirjen Dikti: Kurikulum Bukan Sekadar Kumpulan Mata Kuliah, Tapi Keseluruhan Proses dan Pengalaman

Arief melanjutkan, dengan total persentase 70 persen tim yang lolos membuat ITS menjadi salah satu kampus dengan tim terbanyak didanai. Hal ini tidak lepas dari peran tim kewirausahaan ITS yang terus mendukung ITS untuk tetap berprestasi.

Salah satunya yakni dengan melakukan pembinaan selama  seminggu kepada 10 tim yang maju. Dengan memberikan ilmu tentang proposal, pola pikir kewirausahaan, dan juga bidang usaha. “Hal ini dilatarbelakangi karena ITS sebagai PTN BH bisa bertanggung jawab secara moril dengan memberikan teladan dalam hal pembinaan program kewirausahaan,” jelas dosen Departemen Teknik Instrumentasi ITS ini.

Arief menambahkan bahwa sejatinya mahasiswa ITS memiliki kewajiban dan kebutuhan untuk mengikuti kompetisi ini, agar bisa bersaing secara nasional dengan kampus lain. Dengan bekal sumber daya manusia dan institusi yang baik, ini merupakan amanah yang wajib diinterpretasikan dalam kompetisi seperti ini.

Baca Juga :  Edukasi Santri Di Pondok Pesantren, Upaya Cegah Covid-19

Harapan Arief kepada mahasiswa yang lolos KBMI yakni agar bisa memanfaatkan momen ini dengan sebaik-baiknya. Dapat menimba ilmu sebanyak-banyaknya dari bimbingan dan mentoring para pakar seperti akademisi maupun praktisi yang ahli di bidangnya. “Karena tahun ini dilengkapi dengan banyak kegiatan dan banyak pendamping,” tuturnya.

Setelah kompetisi berakhir, Arief berharap kegiatan wirausaha mereka tetap bisa terus berjalan. Karena menurutnya, namanya bisnis itu tidak hanya berhenti di atas meja, panggung, ataupun selembar piagam. Inovasi dan kreativitas wirausaha tetap berlanjut terus. “Karena kompetisi sesungguhnya itu adalah persaingan dengan kompetitor di dunia nyata, menang di dunia nyata dengan menjadi leader di tengah banyaknya kompetitor yang ada,” tandasnya mengingatkan.

Arief ingin mengajak seluruh elemen di ITS untuk bersama-sama membangun budaya kewirausahaan yang baik. Karena sejatinya pilihan karir bukan hanya sebagai job seeker (pencari kerja) tapi juga job creator (pencipta lapangan pekerjaan) atau sebagai entrepreneur (pengusaha). (HUMAS ITS)