close

Tim UI Berjaya di Ajang Kompetisi Bisnis Nasional Funding Frenzy 2021

Tim Gardata UI yang terdiri dari tiga mahasiswa UI yaitu Gracella Jovita (Aktuaria 2018), Emelia Sekarwati (Ilmu Ekonomi 2018), dan Veniena Suhrie Hakim (Statistika 2019), berhasil meraih gelar juara pertama dalam kompetisi nasional Funding Frenzy 2021, sebuah ajang kompetisi bisnis start-up yang diselenggarakan oleh The Founders Laboratory Institut Teknologi Bandung (ITB) pada 29 Januari-20 Februari 2021.

Gardata adalah sebuah start-up berbasis teknologi yang memiliki komitmen untuk mendukung perkembangan penelitian di Indonesia dengan menyediakan berbagai layanan penelitian data, seperti pencarian responden, analisa data, transkrip, dan lainnya. “Gardata bekerja sebagai third-party yang menjadi penghubung antar peneliti serta kebutuhan pendukung penelitian mereka. Saat ini kami telah membantu berbagai macam klien dari mahasiswa, organisasi, market research, dan lainnya,” ujar Gracella selaku ketua tim Gardata.

Gardata yang telah dijalankan sejak September 2020, pada kompetisi ini memperoleh hadiah dana pembiayaan (funding) senilai Rp6.000.000. Menurut Emelia, konsistensi eksekusi bisnis inilah yang menjadi salah satu kunci kemenangan tim Gardata di ajang ini. “Eksekusi akan selalu menjadi portofolio terbaik untuk dibuktikan. Hal lain yang menjadi keunggulan kami adalah adanya unique selling idea, dimana kami menyederhanakan proses konsultasi menggunakan sistem chatbot berbasis Artificial Intelligence di LINE, sehingga klien kami mendapatkan suatu produk yang tidak hanya berguna, namun juga mudah dan sederhana,” ujar Emelia, anggota tim.

Baca Juga :  Penelitian Langka, Dosen ITS Raih Beasiswa Postdoctoral Bergengsi di Jerman

Wakil Rektor UI bidang Akademik dan Kemahasiswaan Prof. Dr. rer. Nat. Abdul Haris, ikut bangga atas prestasi tersebut. “Di UI, tercatat banyak riset yang terus dikembangkan sebagai kontribusi bagi negara.  Berbagai inovasi itu termasuk yang berasal pemikiran kritis mahasiswa kami untuk kepentingan masyarakat, seperti yang dilakukan tim Gardata ini. Kami mengapresiasi kemenangan mereka dan mendorong untuk selalu melakukan terobosan di bidang keilmuannya,” ujar Prof. Abdul Haris.

Funding Frenzy merupakan acara yang diselenggarakan The Founders Laboratory Institut Teknologi Bandung (ITB). The Founders merupakan sebuah Badan Semi Otonom (BSO) ITB yang bergerak di bidang inkubasi inovasi dengan tujuan utama membangun ekosistem startup di kalangan mahasiswa Indonesia. Pada kompetisi ini, para peserta diajak untuk melakukan kompetisi pitching bisnis kepada para startup founders, investor, mentor, dan venture capitals yang bertindak sebagai juri. Pitching merupakan istilah dalam dunia startup yang dapat diartikan sebagai paparan rencana bisnis yang disampaikan secara verbal kepada para investor prospektif.

Tantangan utama dalam proses pitching adalah bagaimana meyakinkan para investor akan ide bisnis yang dipaparkan dalam waktu yang relatif singkat. Dalam ajang ini, setelah melewati beberapa tahap, hanya enam tim terbaik yang akan melakukan pitching di tahapan akhir, yaitu yaitu Grand Pitching yang dihadiri oleh juri-juri ternama seperti Achmad Zaky (Founder Bukalapak), Karaniya Dharmasaputra (Presiden OVO), Eka Ginting (Tech Start-Up Investor), Wesley Harjono (Managing Director Plug and Play), dan Sir Voon Yee Ho (CEO TechBridge Ventures). Semua tahap kegiatan dilakukan secara daring melalui media Zoom yang disediakan oleh panitia.

Baca Juga :  Fakultas Seni Rupa (FSR) Institut Seni Indonesia (ISI) Yogyakarta Jalin Kerjasama dengan Universitas Sains Malaysia

Menurut Grace, dalam ajang ini yang paling terpenting adalah tiga hal, yaitu pengetahuan pasar (market knowledge), pengetahuan bisnis (business knowledge), dan keinginan untuk terus belajar (growth mindset). Pengetahuan tentang seberapa besar market yang ada, dan seberapa mudah untuk masuk ke market tersebut adalah bagian dari pengetahuan pasar yang dibutuhkan dalam menciptakan pitching yang baik.

Dari segi manajemen bisnis, pengetahuan tentang  mekanisme operasional, proyeksi keuangan, dan keberlangsungan bisnis menjadi sesuatu yang harus dipahami oleh setiap anggota. “Hal terakhir yang menurut saya terpenting adalah memiliki growth mindset dan humility to learn. Saat datang ke kompetisi ini, kami datang tidak hanya untuk menang, tapi juga untuk belajar. Hal ini mendorong kami untuk selalu mendengarkan, mengkritisi, dan menjadi lebih baik lagi dalam melakukan bisnis,” kata Grace.