close

Ekonom IPB University: Butuh Penguatan Kerjasama Ekonomi Indonesia-Malaysia

Prof Hermanto Siregar, Ahli Ekonometrik IPB University mengatakan bahwa saat ini dibutuhkan penguatan kerjasama ekonomi antara Indonesia dan Malaysia. Penguatan tersebut bisa berupa penyediaan dan distribusi vaksin COVID-19 yang mampu mengurangi ketakutan dan ketidakpastian bisnis, serta membantu memulihkan ekonomi.

“Selain itu, hal lain yang harus ditingkatkan adalah arus investasi di antara kedua negara atau di antara negara-negara ASEAN. Perdagangan bilateral antara Indonesia dan Malaysia juga harus ditingkatkan, terutama produk-produk yang dihasilkan oleh Usaha Kecil Menengah (UKM). Pariwisata, pelajar/pendidikan dan hubungan budaya antar negara harus ditingkatkan. Diskriminasi yang semakin meresahkan terhadap minyak sawit, Indonesia dan Malaysia sebagai produsen dan eksportir minyak sawit mentah terkemuka dunia, harus meningkatkan kerjasama melalui Council of Palm Oil Producing Countries (CPOPC). Dan terakhir adalah adanya kebijakan yang lebih sinkron antara kedua negara terkait perdagangan internasional komoditas/produk pertanian, termasuk Crude Palm Oil (CPO) dan karet alam,” jelasnya dalam webinar “Economics and Education Situations During and Post COVID-19 Pandemic Within The Framework of Indonesia Malaysia Bilateral Relations”, (8/4).

Baca Juga :  UNESA Gelar Sharing Session Bersama Dirjen Dikti dan Teken MoU dengan 21 Institusi Pendidikan dan IDUKA

Kegiatan yang terselenggara berkat kerjasama antara Asosiasi Profesor Indonesia (API) dan Akademi Profesor Malaysia (APM) ini membahas sektor ekonomi dan pendidikan yang terdampak COVID-19. Kedua sektor tersebut membutuhkan pengkajian beserta alternatif solusi oleh ahli yang memiliki kapabilitas.

“Saya ingin menyampaikan terimakasih dan penghargaan kepada Prof Jamal Othman dari Akademi Profesor Malaysia (APM) yang telah menghubungi saya di akhir tahun 2020. Beliau menyampaikan keinginannya agar APM dan API dapat menyelenggarakan webinar untuk membahas permasalahan ekonomi dan pendidikan negara di masa pasca COVID-19 dalam rangka kerjasama dua negara yang bersahabat baik ini,” terang Prof Ari Purbayanto, Ketua API yang juga Guru Besar IPB University dari Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan (FPIK).

Baca Juga :  Ditjen Dikti Gandeng MarkPlus, Tingkatkan Kapasitas Insan Dikti dalam Ekosistem Kedaireka

Sementara itu, Prof Dato’ Sri Ts Dr Daing Mohd Nasir, Kepala APM dan Guru Besar Universiti Putera Malaysia (UPM) dalam sambutannya mengatakan bahwa pandemi adalah fenomena global yang menimpa semua negara. Pandemi ini memberikan manfaat pengalaman yang sangat berpengaruh terhadap derajat keberagaman sosial kita.

“Hal ini menarik untuk disikapi, karena telah banyak mempengaruhi kedua negara kita yaitu Malaysia dan Indonesia,” tuturnya.