close

Pakar Oseanografi IPB University Beri Gambaran Pergerakan Kapal Selam Nanggala 402 di Dalam Laut

Dr Agus Saleh Atmadipoera, Pakar Oseanografi IPB University memberikan gambaran kondisi Kapal Selam Nanggala 402 apabila posisinya berada di kedalaman laut. Kapal Selam Nanggala 402 dinyatakan hilang sejak 21 April 202 di sekitar Laut Bali dan ada 53 awak yang berada di dalam kapal tersebut.
Ia menyampaikan apabila Kapal Selam Nanggala 402 berada di dalam laut dalam keadaan mengambang maka kemungkinannya bisa terbawa arus karena ada pola arus berputar di sekitar Laut Bali.  

Terkait informasi yang menyebutkan kapal berada di kedalaman 700 meter ia menyampaikan bahwa bisa saja terjadi kapal meluncur ke dekat dasar laut karena wilayahnya berupa lerengan. Apabila kapal berada di dasar maka arus laut relatif lebih tenang.

Baca Juga :  Akademisi FIK UI Edukasi PHBS bagi Anak-Anak di Rumah Yatim

“Apabila masih mengambang atau floating di 50- 300 meter maka kemungkinan terbawa arus,” ujarnya dalam acara Breaking News Metro TV, akhir pekan lalu.

Dr Agus menyampaikan, melihat kondisi saat ini, arus laut di permukaan relatif tenang. Akan tetapi di kedalaman di bawah 50-300 meter, arus cukup kuat. Sehingga meskipun kapal dengan bobot yang berat, kemungkinan akan bergeser mengikuti arus karena ada gaya apung, atau buoyancy.

“Kondisi laut di dalam berbeda dengan di permukaan. Permukaan relatif tenang. Di bawah 50 meter ada arus kuat dan kedalaman mendekati dasar, arus lemah,” terangnya.

Apabila dipetakan sejauh mana kapal akan terbawa arus, maka apabila mengikuti pola arus, kemungkinannya kapal tersebut bergeser ke arah Barat Daya, mendekati utara Pulau Bali, dengan kecepatan setengah meter per detik jika dalam posisi floating.
Terkait kemampuan Kapal KRI Rigel, Kapal Bantu Hidro-Oseanografi milik TNI Angkatan Laut Indonesia untuk mendeteksi keberadaan Kapal Selam Nanggala 402, Dr Agus mengatakan bahwa kapal tersebut memiliki kemampuan sonar yang mampu mendeteksi keberadaan kapal di kedalaman 600-700 meter.

Baca Juga :  AMIC Annual Conference ke-29 Perkuat Peluang Kerja Sama Negara Asia-Afrika

“Kapal Rigel sangat mumpuni dan memiliki peralatan canggih. Sehingga lokalisasi dan penentuan lokasi kapal akan mampu dilakukan. Setiap pergeseran bisa diperhatikan dan bisa dipetakan langsung dan akan lebih efisien dalam upaya penyelamatan. Tidak perlu menunggu bantuan dari Malaysia dan Singapura,” tandasnya. (dh/Zul)