Apps4Waste, Upaya ITS Mendorong Ekonomi Sirkular Kota Surabaya
(dari kiri) Fransiskus Benyamin Sitompul, Komang Ryandhi Suandita, dan Fathin Muhashibi Putra ketika berselebrasi bersama maskot brone GEMASTIK XVI setelah berhasil merengkuh gelar juara harapan atas Apps4Waste
Kampus ITS, ITS News – Mengupayakan peningkatan ekonomi sirkular, mahasiswa Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) yang tergabung dalam tim Parahyangan menginovasikan transformasi dan digitalisasi bank sampah. Apps4Waste hadir sebagai upaya untuk mengatasi permasalahan tumpukan sampah di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) yang menimbulkan permasalahan kesehatan, ekonomi, dan sosial.
Tim yang terdiri dari Fathin Muhashibi Putra asal Departemen Teknik Informatika, Komang Ryandhi Suandita asal Departemen Matematika, serta Fransiskus Benyamin Sitompul asal Departemen Teknologi Informasi ini mengungkapkan, gagasan ini muncul sebagai respons terhadap kebutuhan akan adanya bank sampah yang dapat menghubungkan efisien antara masyarakat dan industri daur ulang. Penyebabnya, implementasi konsep bank sampah di Kota Surabaya masih kurang optimal akibat operasional dan administrasi yang masih manual, serta kurang terhubungnya tiap stakeholder.
Dalam sebuah penelitian akan permasalahan yang meluber ke segala aspek, aplikasi Apps4Waste secara nyata telah berhasil diluncurkan dan sukses merampingkan peran bank sampah di kota metropolitan. Sistem ini dirancang dengan tujuan untuk meningkatkan peran aktif masyarakat dalam mendorong pertumbuhan ekonomi berkelanjutan melalui konsep ekonomi sirkular yang inovatif.
“Sebagai tahap awal, nasabah memiliki opsi untuk mengirimkan limbah mereka secara langsung ke bank sampah terdekat,” ungkap mahasiswa asal Bandung ini.
Tim yang dibimbing oleh Dosen Teknik Informatika ITS, Ir Ary Mazharuddin Shiddiqi SKom MCompSc PhD IPM ini juga menghadirkan alternatif lain dalam proses pengiriman sampah kepada penyedia layanan melalui penjadwalan dengan bank sampah terkait, yang biasanya digunakan oleh nasabah dari instansi-instansi seperti sekolah dan perkantoran. “Pilihan ini disediakan untuk memudahkan nasabah dalam proses pengiriman sampah mereka,” tambah Ryan.
Setelah menerima sampah dari masyarakat, langkah berikutnya adalah melakukan penimbangan dengan teliti untuk menentukan harga yang adil. Bank sampah juga telah mengintegrasikan teknologi modern melalui aplikasi Apps4Waste yang mengizinkan pencatatan foto dan data yang akan menjadi bukti transaksi bagi nasabah.
Para pelaku industri daur ulang tidak perlu lagi melakukan pengecekan manual terhadap stok bahan baku yang ada. Fitur tersebut memungkinkan industri untuk dengan cepat mengetahui ketersediaan barang di berbagai Bank Sampah, mengoptimalkan rantai pasokan mereka, dan pada gilirannya, mendorong pertumbuhan industri daur ulang secara keseluruhan.
Selain itu, pemerintah juga akan mendapatkan manfaat signifikan dari kemampuan untuk memantau dan menganalisis laju perputaran sampah secara real-time. Dengan adanya sistem ini, pemerintah dapat menilai kinerja masing-masing bank sampah dan melacak jumlah sampah yang telah berhasil diolah. Mudahnya proses analisis tersebut, diharapkan pemerintah dapat menentukan kebijakan yang tepat terkait pengelolaan sampah daerah tersebut.