close

Atasi Sampah di Tengah Pandemi, Mahasiswa ITS Rancang E-Trash

ITS - E-Trash 1
(dari kiri) Latifatul Fajriyah, Intan Mey Setyaningrum, dan Fadhila Rosyidatul ‘Arifah menunjukkan aplikasi E-Trash

Kampus ITS, ITS News – Pandemi Covid-19 yang sudah mewabah selama hampir dua tahun ini rupanya tak hanya berdampak pada ketidakstabilan perekonomian masyarakat, tetapi juga masalah sampah yang lambat laun semakin meningkat. Tak mau hal tesebut berlangsung terus menerus, tiga mahasiswa Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) mencetuskan sebuah aplikasi berbasis web bernama E-Trash.

Ketiga mahasiswa yang tergabung dalam Tim Juara tersebut terdiri dari Intan Mey Setyaningrum (Teknik Fisika), Latifatul Fajriyah (Teknik Fisika), dan Fadhila Rosyidatul ‘Arifah (Teknik Material dan Metalurgi). Sang ketua tim, Fadhila Rosyidatul ‘Arifah mengungkapkan bahwa E-Trash merupakan sebuah platform jual beli sampah dan produk recycle yang bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat sekaligus membantu mengurangi jumlah sampah di lingkungan.

Mahasiswi yang kerap disapa Intan tersebut menjelaskan bahwa E-Trash diambil dari kata “trash” yang berarti sampah. Mulanya, ide mengenai E-Trash muncul dengan tujuan agar masyarakat dapat dengan mudah menukarkan sampah anorganik atau barang bekas dengan koin yang bisa dikonversikan ke uang tunai. “Dengan begitu, secara tak langsung kami dapat membantu perekonomian masyarakat agar lebih stabil,” tuturnya.

ITS - E-Trash 2
Tampilan halaman login E-Trash, rancangan tim mahasiswa ITS

Untuk menggunakan platform ini, lanjut Intan, pengguna tidak perlu mengunduh di Playstore, melainkan bisa diakses melalui https://www.etrashidn.com. Selanjutnya, pengguna perlu mendaftarkan akun dengan email dan login terlebih dahulu. “Dalam platform ini, pengguna juga diberi kesempatan untuk bertindak sebagai pembeli sekaligus penjual,” ungkap gadis kelahiran Madiun, 14 Mei 2001 tersebut.

Baca Juga :  Data Desa Presisi Jadi Tema Utama Pembekalan Dosen Pendamping Lapang Kerjasama KKN IPB University dan Universitas Sebelas Maret

Bagi yang berada di wilayah Surabaya, pengguna dapat menjual atau membeli barang dengan enam kategori, di antaranya adalah botol plastik, elektronik bekas, botol kaca, kardus, buku dan koran bekas, serta kayu dan bambu. “Untuk sistemnya, pengguna hanya perlu menyertakan alamat dan foto sampah yang akan dijual. Selanjutnya, pihak E-Trash akan menghampiri lokasi dan memberikan sejumlah uang kepada penjual,” ujar Intan.

Dalam hal ini, jika barang dari penjual memiliki nominal rupiah yang kecil maka pihak E-Trash tidak bisa melakukan penjemputan. Di platform ini, penjual dapat mengunggah gambar produk, nama produk, deskripsi produk, hingga jumlah stoknya sendiri. Penjual juga akan mendapatkan uang usai pesanan terselesaikan dan nominalnya akan terpotong sebesar 5 persen dari hasil penjualan produk.

ITS - E-Trash 3
Enam kategori sampah yang tersedia dalam aplikasi E-Trash, karya tim mahasiswa ITS

Selain menjadi penjual, pengguna juga dapat membeli sampah dan mengetahui detail dari barang yang akan dibelinya. Pembeli dari luar kota pun tidak perlu khawatir karena E-Trash sudah menyediakan sistem rekening bersama. “Artinya, uang pembeli baru akan diteruskan ke penjual usai barang sampai dengan kondisi baik, sehingga tidak akan ada penipuan,” tambahnya.

Baca Juga :  Cegah Penularan Covid-19, YMI ITS Salurkan Perlengkapan Isoman

Platform ini dilengkapi dengan lima fitur menarik. Di antaranya adalah fitur home untuk mencari produk, fitur keranjang untuk mengetahui produk yang ingin dibeli, fitur cash flow untuk mengetahui riwayat keuangan yang telah dilakukan, serta fitur notifikasi untuk menerima pesan dan riwayat transaksi yang telah dilakukan. “Selain itu, juga terdapat fitur account untuk mengatur profil pembeli dan toko bagi penjual,” jelas mahasiswi asal Tuban tersebut.

ITS - E-Trash 4
Tampilan fitur account dalam aplikasi E-Trash, rancangan tim mahasiswa ITS

Ide Tim Juara ini telah berhasil memperoleh pendanaan dari Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) di kategori PKM Kewirausahaan dan berhasil menyabet 2nd Runner Up dalam Podium Business Plan Competition 2021. “Karena masih terbilang usaha baru, kami akan terus berusaha mempromosikan E-Trash kepada masyarakat luas,” tandasnya.

Ke depan, Intan berharap E-Trash dapat merangkul mitra seperti bank sampah dan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) untuk bekerja sama. Di akhir perbincangan, Intan berharap E-Trash dapat dikenal oleh masyarakat dan dapat melakukan pengembangan fitur. “Semoga bisnis ini dapat berkembang dengan baik dan memberikan dampak positif untuk masyarakat,” pungkasnya. (HUMAS ITS)