ITS Hadirkan Diaspora untuk Mendorong Kerja Sama Penelitian Berwawasan Global
Kampus ITS, ITS News – Lubuk akal tepian ilmu, sebuah peribahasa yang menggambarkan Prof Dr Benny Tjahjono, diaspora asal Indonesia yang telah lama hidup dan mengantongi berbagai ilmu di Inggris dan kini hadir di Indonesia. Kali ini, kehadirannya didedikasikan untuk mengabdi sebagai adjunct professor di Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS).
Dijelaskan oleh Wakil Rektor III ITS Dr Eng Ir Ahmad Rusdiansyah MEng, adjunct professor sendiri dapat diartikan sebagai dosen tamu. Saat ini, ITS telah memiliki 14 orang dosen tamu diaspora yang berasal dari seluruh dunia. “Adjunct professor memiliki kewajiban selama satu tahun. Kewajiban tersebut terdiri dari mengajar, melakukan kerjasama penelitian, dan meningkatkan internasionalisasi di ITS,” paparnya.
Melanjutkan penjelasannya, doktor lulusan Tokyo Institute of Technology, Jepang itu menambahkan bahwa kehadiran adjunct professor merupakan bentuk kerja sama ITS dengan universitas internasional. Tak hanya itu, kehadiran Prof Dr Benny Tjahjono dan para diaspora lainnya ini juga menggambarkan adanya kerja sama ITS dengan diaspora. “Kehadiran Profesor Benny akan bermanfaat untuk peneliti dan dosen pengajar,” kata dosen yang akrab disapa Doddy ini.
Sebagai perwakilan diaspora, Benny bisa menjadi mata dan telinga untuk para peneliti dan dosen di Indonesia. “Selaku diaspora, ilmu apa yang telah saya dapatkan, lihat, dan dengar akan segera saya salurkan ke Indonesia,” ujar profesor yang gemar pada konservasi lingkungan tersebut.
Tentunya, sebagai dosen tamu, Benny akan memberikan kuliah khususnya pada Departemen Manajemen Bisnis. Selain itu, ia juga akan memberikan seminar kepada dosen muda untuk membekali mereka dalam mempersiapkan pendidikan jenjang doktoral (S3). Serta membekali dosen untuk meningkatkan karier mereka dalam penulisan paper, membuat publikasi, dan menuju ke guru besar.
Benny sendiri merupakan profesor manajemen rantai pasok di Coventry University, Inggris. Ia berfokus pada peningkatan kapasitas riset dan berbagai macam topik. “Lebih lanjut, topik tersebut bersifat umum yang mengarah kepada riset, dan khusus yang mengarah pada kepakaran,” bebernya.
Benny mengungkapkan bahwa kehadirannya di ITS ini untuk menyalurkan global exposure. Pemahaman akan dinamika global merupakan hal vital bagi insan tenaga kerja Indonesia yang unggul untuk bersaing di tengah globalisasi. “Nantinya saya akan membagikan pengalaman saya dalam bekerja dengan perusahaan dan peneliti luar negeri, sehingga dapat menjadi bekal bagi mahasiswa ITS,” tutur lelaki berkacamata itu.
Saat kehadirannya di kampus ITS, Benny juga sempat mengikuti upacara peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-77 Kemerdekaan Indonesia di lapangan Perpustakaan ITS. Benny mengungkapkan betapa kerinduannya akan Indonesia akhirnya terbayarkan. Pasalnya, ini merupakan upacara kali pertama yang diikuti di Indonesia dan terlebih diberi kehormatan sebagai adjunct professor. “Saya senang dan suatu kehormatan dapat mengikuti upacara di ITS ini. Saya berharap generasi selanjutnya dapat mengisi kemerdekaan sebaik-baiknya,” harapnya di akhir wawancara. (HUMAS ITS)