Tim Riset Gabungan UTU, USK dan Umuslim Lakukan Kajian Rumah Ikan Buatan Ramah Lingkungan
MELABOH, UTU | Kolaborasi tim riset yang berasal dari tiga universitas dan praktisi yang terdiri dari Universitas Teuku Umar (UTU), Universitas Syiah Kuala (USK), Universitas Al-muslim (UMuslim) dan Gerakan Peduli Lingkungan Meulaboh melakukan penenggelaman struktur rumah ikan yang berbahan dasar ramah lingkungan (Eco Fish Shelter) di Kawasan Konservasi Perairan Daerah (KKPD) Kabupaten Aceh Barat Daya pada Minggu 31 Oktober 2022.
Struktur tersebut merupakan hasil gagasan yang dikembangkan oleh Samsul Bahri, M.Si (Dosen Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan UTU) bersama dengan para tim peneliti dan mitra masyarakat konservasi Pusong Diving Club yang fokus pada bidang konservasi perikanan berkelanjutan.
Samsul Bahri, M.Si mengatakan kegiatan penelitian dan pengembangan Eco Fish Shelter yang sedang dilakukan mendapatkan pendanaan penelitian dan pengabdian melalui program Pertamina Foundation Muda Tahun Pelaksanaan 2022 yang terdiri dari kegiatan pembuatan struktur, penenggelaman struktur serta kegiatan sosialisasi kepada masyarakat pesisir. Keseluruhan kegiatan dilaksanakan dengan durasi selama empat bulan terhitung sejak bulan September hingga Desember tahun 2022.
Ia menambahkan para peneliti muda tersebut terdiri dari Hafinuddin, M.Sc yang berasal dari Universitas Teuku Umar Meulaboh, Irfannur, M.Si yang berasal dari Universitas Al-muslim Bireuen, Prof. Dr. M. Ali S, M.Si yang berasal dari Universitas Syiah Kuala dan Fajar Oza Pratama, MM yang merupakan praktisi muda Gerakan Peduli Lingkungan Meulaboh. Gagasan pengembangan dan kajian terhadap struktur tersebut muncul ditengah maraknya eksploitasi perikanan demersal yang tidak ramah lingkungan seperti penggunaan jenis alat tangkap yang merusak serta penggunaan bom dan racun dalam melakukan penangkapan ikan yang merusak serta berdampak negatif jangka panjang terhadap lingkungan perairan dan pesisir.
Ditambahkannya, Eco Fish Shelter merupakan sebuah metode dengan pendekatan baru yang terbuat dari struktur buatan berbahan dasar bambu dan ijuk yang dirangkai sedemikian rupa menyerupai habitat asli bagi ikan karang. Bambu berfungsi sebagai celah tempat berlindung dan mencari makan ikan, sedangkan ijuk berfungsi sebagai media peletakan telur dan merangsang bau untuk mengikat kehadiran ikan disekitar wilayah perairan sekitarnya.
Untuk diketahui, pembuatan struktur Eco Fish Shelter dilaksanakan atas kerjasama dengan mitra masyarakat konservasi Pusong Diving Club, Aceh Barat Daya yang diketuai oleh Erijal. Keterlibatan masyarakat dalam proses pembuatan dan penenggelaman struktur merupakan bagian dari sosialisasi dan edukasi kepada masyarakat nelayan dibidang tekonologi konservasi perikanan berkelanjutan. Perairan Susoh, Kabupaten Aceh Barat Daya merupakan salah satu wilayah perairan konservasi yang dilindungi dan telah disahkan oleh Kementerian Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia melalui Surat No.78/KEPMEN-KP/2020.
Tempat Pendaratan Ikan terbesar yang didominasi oleh masyarakat nelayan kecil yang melakukan aktifitas penangkapan laut dengan jarak yang terbatas atau kurang dari lima mil laut. Kehadiran struktur Eco Fish Shelter diharapkan menjadi solusi bagi para nelayan kecil sebagai spot pemancingan ikan sehingga nelayan nantinya tidak perlu melaut dengan jarak yang cukup jauh dan resiko yang tinggi.